Kalau kita pernah membaca buku-buku sejarah, mungkin kita teringat nama-nama seperti Gajah Mada dan Hayam Wuruk. Kedua tokoh berasal dari Kerajaan Majapahit. Kata-katanya jelas  menggunakan nama hewan, yakni gajah dan (h)ayam. Kita tentu pernah mendengar pula nama-nama Mahesa (kerbau), Lembu, dan Narasinghamurti (singha/simha = singa). Nama-nama tersebut untuk menunjukkan kegagahan.
Era 1950-an, bahkan sampai sekarang, kita masih mengenal lagu anak-anak dengan bagian syair seperti ini: si kancil anak nakal, suka mencuri ketimun...Manusia dan hewan seakan identik. Â
Berbagai jenis hewan tergambar pada sejumlah candi. Ada yang berupa arca tunggal, seperti arca singa di Candi Borobudur. Ada pula yang tergambar pada relief cerita, yakni berupa panil-panil yang menempel pada dinding candi. Relief disebut juga gambar timbul.
Biasanya relief menggambarkan  sosok manusia, hewan, tumbuhan, dan motif-motif lainnya. Relief terbagi menjadi dua jenis, yaitu relief cerita dan relief noncerita. Secara umum, relief berfungsi sebagai hiasan candi. Lebih khusus, relief cerita berfungsi untuk menyampaikan pesan kebaikan atau ajaran-ajaran agama yang menarik. Silakan baca lebih lanjut tentang [Relief Cerita Fabel pada Candi untuk Keindahan dan Menstimulasi Kecerdasan Anak].
Pada dinding candi, cerita disajikan dengan tokoh manusia dan/atau hewan. Cerita-cerita diambil dari kitab-kitab Buddha dan Hindu. Pada candi-candi Buddha, cerita berasal dari kitab-kitab seperti Jatakavadana, Lalitawistara, dan Gandawyuha. Selain kisah Siddharta Gautama dalam perjalanannya sebagai Buddha, terpahat pula kisah-kisah hewan yang penuh dengan nilai budi luhur. Sementara itu pada candi Hindu, relief berkisah tentang kisah-kisah Mahabharata, Ramayana, dsb. Epos atau cerita kepahlawanan amat kental di sini.
Di Indonesia, relief cerita hewan antara lain terdapat pada Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Sojiwan. Karena candi terbesar, tentu saja hewan yang tergambar pada Candi Borobudur jauh lebih banyak daripada candi-candi lain.
Bidang Zoologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pernah melakukan kajian terhadap makna kehadiran spesies hewan pada cerita Lalitawistara di Candi Borobudur. Tahun lalu hasil kajian itu dipublikasikan dan dikutip banyak media.
Lalitawistara hanyalah sebagian relief. Kalau kajian melingkupi semua relief, pasti spesies hewan yang teridentifikasi semakin banyak. Dengan demikian informasi tentang Candi Borobudur semakin bermanfaat buat pengunjung.
Dari 120 panil cerita Relief Lalitavistara, terdapat 61 panil yang memiliki relief fauna di dalamnya. Total ada 315 individu fauna, terdiri atas kelas ikan, burung, siput, mamalia, dan reptil.