Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beberapa Presiden Kita Pernah Tertipu, dari Raja Idrus hingga Bayi Ajaib

15 Februari 2021   16:55 Diperbarui: 15 Februari 2021   17:22 3201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu bayi ajaib sedang disambut dari pesawat (Foto: tangkapan layar Facebook Indonesia Tempo Doeloe)
Ibu bayi ajaib sedang disambut dari pesawat (Foto: tangkapan layar Facebook Indonesia Tempo Doeloe)
Harta Karun 

Agustus 2002, Menteri Agama Said Agil menyuruh orang melakukan penggalian di komplek Prasasti Batutulis, Bogor. Ia meyakini, berdasarkan petunjuk dalam mimpi, di bawah prasasti tersebut tersimpan emas harta karun peninggalan zaman Prabu Siliwangi. Harta yang berlimpah ini dapat digunakan untuk membayar seluruh utang negara. Presiden Megawati, katanya, merestui kegiatan tersebut.

Protes dari berbagai kalangan tidak ditanggapi. Setelah dilakukan penggalian selama dua minggu, kegiatan pun dihentikan.  Hasilnya? Hanya jejak galian tanah sepanjang  5 meter x 1 meter dengan kedalaman 2 meter, tanpa secuil benda pun apalagi emas. Ternyata tidak ada harta karun Prabu Siliwangi atau harta karun Presiden Soekarno di situs itu.

Masalah harta karun kembali muncul di Situs Gunung Padang, Cianjur. Dikatakan, di bawah situs yang ada sekarang, terdapat struktur buatan manusia. Struktur itu berupa bangunan yang konon berisi beberapa gerbong emas. Harta karun itu bisa dipakai untuk melunasi seluruh utang luar negeri Indonesia.

Konon Situs Gunung Padang sudah ada sejak 10.900 SM. Jadi umurnya lebih tua daripada piramida Mesir. Bahkan ada yang mengatakan Gunung Padang merupakan Atlantis yang hilang. Nama Gunung Padang memang mencuat sejak pakar dari Brasil, Prof. Arysio Santos, mengatakan Atlantis itu ada di Nusantara (Sundaland).

Uniknya, yang antusias melakukan penelitian di sini justru bukan kalangan arkeologi. Karenanya, penelitian geologi lah yang dominan, sehingga penelitian ini tidak berwawasan pelestarian. Penelitian Situs Gunung Padang melibatkan kalangan istana.

Presiden SBY juga pernah tertipu kasus blue energy. Ketika itu "seorang pakar" memberikan terobosan dapat memroduksi minyak mentah dari air. Ternyata penemuan tersebut hanya akal-akalan belaka. Ternyata beberapa presiden kita pernah tertipu.*** (dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun