Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perabot Jati Lawas, Berat tapi Tahan Lama

3 Februari 2021   07:25 Diperbarui: 3 Februari 2021   07:41 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meja 1/2 biro berbahan kayu jati tua (Dokpri)

Sebelum dikenal mebel kayu lapis atau mebel serbuk gergaji, masyarakat menggunakan mebel berbahan kayu solid. Yang paling dikenal adalah kayu jati, terlebih jati tua. Sejak beberapa tahun lalu banyak masyarakat enggan menggunakan perabot jati karena dianggap berat. Bahkan cenderung mahal.

Mereka beralih ke perabot kayu lapis yang ringan dan lebih murah. Maklum kayu lapis lebih mudah dibentuk daripada kayu jati. Namun kekuatan bahan ini kurang bertahan dari beban yang cukup berat dibandingkan kayu jati. Kalau keberatan beban bisa melengkung.

Saat ini memang hanya golongan tertentu yang masih setia menggunakan perabot jati. Tapi bahan jati yang digunakan tergolong berumur muda. Sedikit ulasan tentang perabot jati pernah saya tulis di sini [Dulu untuk Membeli Perabot Jati Cukup dengan Lima Lembar Rp 1.000].

Lemari pakaian 2 pintu dari bahan jati tua (Dokpri)
Lemari pakaian 2 pintu dari bahan jati tua (Dokpri)
Konghu

Jepara dikenal dengan sentra perabot jati. Kalau berbicara perabot jati memang Jepara selalu disebut orang. Banyak perkebunan jati terdapat di sekitar Jawa Tengah. Maka pasokan jati lebih mudah ke Jepara.

Namun di Jakarta pun ada sentra penjualan jati. Jati Klender cukup dikenal. Umumnya perabot jati mentah itu didatangkan dari Jepara, mereka finishing sesuai permintaan pembeli. 

Di Jakarta perabot mebel jati yang dianggap bagus buatan orang Tionghoa dari etnis Konghu. Dulu cukup disebut mebel Konghu. Kakek, ayah, dan mertua saya banyak memiliki mebel Konghu. Sampai sekarang pun masih ada generasi kesekian pembuat mebel Konghu. Jumlahnya tidak sebanyak dulu karena perabot jati kurang diminati. Mungkin karena generasi sekarang hanya mengontrak rumah, jadi menggunakan perabot mebel yang mudah dipindah-pindah.

Meja belajar dan rak buku jati (Dokpri)
Meja belajar dan rak buku jati (Dokpri)
Pelitur

Saya punya banyak koleksi perabot jati. Saya hitung-hitung berupa lemari pajangan, ranjang, lemari pakaian, lemari serba guna, lemari dapur, meja tulis biro, meja belajar, meja makan, meja rias, rak buku, lemari obat, nachkas, dan bangku bulat. Lemari pajangan memiliki panjang sekitar 2 meter. Wah sangat berat. Butuh 6 orang untuk mengangkatnya. Itulah kekuatan jati, berat dan mahal.

Saya juga punya 4 lemari pakaian 2 pintu dan 2 lemari pakaian 1 pintu. Lemari 2 pintu cukup berat, butuh 4 orang untuk mengangkatnya. Ada 1 lemari serba guna dengan pintu geser berukuran sekitar 2 meter. Ini pun cukup berat.

Di luar lemari pajangan dan lemari 2 pintu, perabot jati lain berbobot cukup ringan. Dua orang saja sudah mampu mengangkat. Karena beratnya, jadi  saya susah menata ruangan. Kalaupun mau dipelitur cukup repot. Dari sekian banyak perabot jati, seingat saya hanya 5 lemari pernah dipoles.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun