Ketika sedang membuka Facebook, saya menemukan beberapa foto lama. Foto-foto itu saya ambil masa 1980-an.Â
Pertama, foto gedung Direktorat Jenderal Kebudayaan di Jalan Cilacap, Jakarta Pusat. Sekarang hanya bagian inti gedung yang tersisa. Selebihnya telah menjadi hotel. Lihat tulisan saya beberapa tahun lalu [di sini].
Masa 1980-an saya sering datang ke sana. Gedung ini pernah ditempati Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN) yang kemudian berganti nama Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional (P4N).Â
Setelah itu berubah menjadi Direktorat Sejarah dan Purbakala (DSP) dan Pusat Penelitian Purbakala Nasional (P3N) lalu berubah Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Berbagai direktorat dengan berbagai nomenklatur pernah menghuni Gedung Ditjenbud ini, antara lain Direktorat Penghayatan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, serta Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.Â
Sejak 'tukar guling' dengan pengusaha, kantor Ditjenbud pindah ke kompleks Kemendikbud di Jalan Jendral Sudirman.
Dulu nama Pasar Pagi di Jakarta Kota amat dikenal sebagai pusat perdagangan. Daerah ini juga dikaitkan dengan sejarah Batavia. Banyak bangunan berarsitektur Tionghoa terdapat di sini. Bangunan bergaya Tionghoa mudah dikenali dari bagian atap.Â
Pada masa kolonial memang ada pembagian wilayah. Wilayah bangsa Eropa berbeda dengan wilayah bangsa Timur asing. Masyarakat Tionghoa dikategorikan bangsa Timur asing.
Wilayah Pasar Pagi, termasuk Asemka, sangat ramai. Dari pagi hingga malam banyak aktivitas terdapat di sini. Barang-barang dari Pasar Pagi sering diekspor. Meskipun wilayahnya tidak besar, namun dikenal sebagai urat nadi perekonomian.
Pada masa 1980-an banyak rumah berarsitektur Tionghoa dihancurkan demi pembangunan fisik. Di situ akan dibangun jalan tol. Saat ini bangunan berarsitektur Tionghoa hanya tersisa sedikit.Â