Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Uang Kertas Rp 100 Tinggalan Orde Lama

4 September 2020   13:22 Diperbarui: 4 September 2020   13:44 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang Rp 100 Seri Pekerja Tangan I (koleksi pribadi)

Meskipun pada uang kertas Seri Pekerja Tangan I tertulis angka 1958, namun sesungguhnya tanggal penerbitan uang ini berbeda-beda. Nominal Rp 100, misalnya, diterbitkan pada 8 September 1959 dan ditarik dari peredaran pada 13 Juni 1966. Nominal Rp 50 justru diterbitkan beberapa tahun kemudian, yakni pada 26 April 1962 dan ditarik pada 16 Juni 1965.

Bagian kiri menunjukkan pelukis uang dan bagian kanan nama percetakan (dokumentasi pribadi)
Bagian kiri menunjukkan pelukis uang dan bagian kanan nama percetakan (dokumentasi pribadi)
Pada tulisan ini saya hanya menceritakan uang nominal Rp 100. Uang emisi 1958 berwarna merah coklat, ditandatangani oleh Loekman Hakim dan TRB Sabaroedin. Pada bagian muka bergambar penyadap karet dan pada bagian belakang rumah daerah Kalimantan. Tanda air berupa kepala banteng. Ukuran uang 150 mm x 75 mm. Dari bagian bawah terlihat uang kertas ini dilukis oleh Jurnalis Del. Del singkatan dari delinavit atau pelukis uang.

Uang Rp 100 Seri Pekerja dalam tiga tampilan (koleksi pribadi)
Uang Rp 100 Seri Pekerja dalam tiga tampilan (koleksi pribadi)
Pekerja Tangan III

Pada 1964 uang nominal Rp 100 diterbitkan kembali dalam Seri Pekerja Tangan III. Semuanya masih tetap sama, kecuali warna dan penanda tangan. Uang nominal Rp 100 1964 memiliki dua emisi, yakni emisi merah coklat, namun lebih muda daripada emisi 1958 dan emisi biru. Pada emisi biru terdapat cap Garuda. Kali ini penanda tangan uang adalah Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto. Pencetaknya tetap PN/PT Pertjetakan Kebajoran.

Uang 1964 diterbitkan pada 19 November 1965. Sayang uang ini tidak beredar lama karena segera ditarik dari peredaran pada 13 Juni 1966. Mungkin karena terjadi goncangan politik pada masa Orde Lama. Sebelumnya memang terjadi redenominasi, sebagaimana bisa dibaca [di sini]. Sedikit demi sedikit uang kertas tinggalan Orde Lama mulai digantikan cetakan Orde Baru.  

Bagian belakang uang kertas Rp 100 (koleksi pribadi)
Bagian belakang uang kertas Rp 100 (koleksi pribadi)
Pada masa pergantian kekuasaan ke Orde Baru, Jusuf Muda Dalam kena kasus korupsi. Akibatnya ia dihukum pidana. Adanya berbagai narasi dan variasi tentu saja menguntungkan dunia numismatik. Dunia numismatik Indonesia sebenarnya kaya, baik dari koleksi maupun cerita. Semoga semuanya terdokumentasikan, terutama di dalam museum.***  

Sumber:

  • Museum Bank Indonesia, Lintasan Masa Numismatika Nusantara: Koleksi Museum Bank Indonesia, 2015.
  • Sugiana Handjaja, dkk,  Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-1996.
  • Uno, Oeang Noesantara, 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun