Sejak lama saya sudah mengoleksi benda-benda numismatik dan benda-benda filateli. Yang termasuk benda numismatik, antara lain uang kertas, uang logam (koin), token, dan medali. Sementara benda filateli terbanyak tentu saja prangko, carik kenangan, dan sampul hari pertama.
Menyambut HUT ke-59 Pramuka 14 Agustus 2020 kemarin, iseng-iseng saya lihat-lihat beberapa koleksi saya itu. Ternyata ada uang kertas yang diterbitkan dengan gambar utama Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sebagai latar belakang adalah perkemahan pramuka.
Warna dominan uang kertas itu merah jambu/ungu, dengan ukuran 148 mm x 72 mm. Pada bagian belakang terdapat gambar Candi Borobudur. Untuk tanda pengaman, digunakan water mark atau tanda air bergambar W.R. Supratman.
Meskipun termasuk emisi 1992, uang kertas ini dicetak pada 1992-1996. Pada bagian bawah terdapat tulisan Perum Percetakan Uang RI Imp. (1992). Imp singkatan dari Imprint, maknanya tahun cetak. Sebagai misal Imp. 1994 sebagaimana pada foto.
Rasanya baru uang kertas itu yang memberi petunjuk tokoh dan aktivitas kepramukaan. Â Beda dengan filateli. Penerbitan benda-benda filateli tentang tokoh atau aktivitas kepramukaan sudah berlangsung beberapa kali. Saya punya beberapa koleksi prangko mint dan used, termasuk carik kenangan dan sampul hari pertama.
Menurut Pak Berthold Sinaulan dalam kegiatan daring Museum Kepresidenan RI Balai Kirti 12 Agustus 2020 lalu, Sri Sultan sangat aktif dalam kepramukaan/kepanduan. Beliau adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka  dalam empat masa bakti berturut-turut, yakni 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970, dan 1970-1974. Atas jasa-jasanya, pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988, Sri Sultan ditetapkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Koleksi numismatik dan filateli bukan hanya bermanfaat sebagai hobi. Keduanya bisa sebagai obyek ilmu pengetahuan karena merekam sejarah.*** Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H