Menurut Pak Susanto, untuk melaksanakan program UNESCO 1988-1997, Indonesia turut memprakarsai dan menyelenggarakan seminar "Kota Bandar Jalur Sutra". Pak Susanto mencontohkan "Kota Bandar Cirebon". Katanya, Cirebon merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antarbangsa, dari peninggalan purbakala, kesenian maupun warisan non-fisik merupakan bukti tentang masuknya aneka ragam kebudayaan dari berbagai penjuru dunia: Arab, India, Cina, dan Eropa.
Pak Susanto mengemukakan pula masalah jalur rempah sudah dibicarakan pada 2017. Pada 2020 ini mulai dibentuk Tim Ahli/Narasumber. Diharapkan pada 2024 usulan tentang jalur rempah, atau apa pun namanya, bisa diajukan ke UNESCO.
Ada beberapa pendapat dalam webinar itu. Ada yang mengusulkan Ternate sebagai titik 0. Ada lagi dibatasi sampai Malaka.
Menutup acara, menurut Pak Restu, acara webinar akan diselenggarakan setiap Jumat siang. Saat ini sudah memasuki seri ke-5. Semoga ada hasil yang menggembirakan.*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H