Di kalangan ilmuwan atau akademisi yang bergerak di bidang humaniora atau sosial budaya, nama Leiden di Belanda sudah dikenal sejak lama. Â Banyak intelektual hampir selalu pergi ke sana dalam rangka mencari sumber referensi tentang Indonesia masa lampau.Â
Di sana memang ada gudang ilmu pengetahuan tentang Indonesia. Namanya KITLV, singkatan dari Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde atau Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Carribbean Studies, Lembaga Studi Asia Tenggara dan Karibia Kerajaan Belanda.
KITLV memiliki sekitar 600 ribu buku.  Hampir semua buku tentang Indonesia ada di sana, seperti  tentang sejarah, arkeologi, bahasa, dan sastra. Buku-buku itu ditulis dalam berbagai bahasa. Â
KITLV tidak hanya mengumpulkan buku, tapi juga melakukan penelitian dan menerbitkan buku dan majalah mengenai hasil penelitian itu. Salah satu publikasi KITLV itu berupa  jurnal ilmiah yang disebut Bijdragen Tot deTaal-, Land- en Volkenkunde, populer disebut BKI.
KITLV adalah penyelamat buku-buku tua dan tulisan-tulisan lain tentang Indonesia. Sumber-sumber itu disimpan dalam bentuk mikrofilm atau mikrofiche dan digitalisasi. Â
Untuk mengakses bahan-bahan yang sudah didigitalisasi, orang tidak perlu lagi datang mengunjungi perpustakaan. Sejak lama keberadaan internet sangat membantu pencarian akses karya-karya ilmiah di KITLV. Tentu saja syarat utama harus menjadi anggota KITLV.
KITLV berdiri pada 4 Juni 1851. Â Kota kelahiran KITLV adalah Delft. Pada awalnya tujuan pendirian KITLV adalah memajukan ilmu bahasa, budaya, dan sejarah Hindia Belanda dalam arti yang seluas-luasnya. Pada 1865 anggaran dasar KITLV diubah, sehingga bidang yang ditangani KITLV diperluas sampai meliputi semua daerah jajahan Kerajaan Belanda. Tiga tahun kemudian (1868) KITLV berpindah dari Delft ke Den Haag.
Pada 1966 KITLV pindah ke Leiden, menempati salah satu ruangan di Universitas Leiden. Â Pada awal pendiriannya (1851), jumlah anggota KITLV hanya 100. Pada 1951 menjadi 400. Pada akhir 2001 jumlah anggota KITLV sekitar 2.500 orang, 1.000 di antaranya tersebar di berbagai negara.Â
Di Indonesia sendiri jumlah anggota KITLV merupakan mayoritas, yakni sekitar 500 orang. Kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai arkeolog, sejarawan, antropolog, politikus, wartawan, ahli bahasa, sosiolog, dsb.