Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Untung Nggak Ketipu Batu Giok Imitasi

14 Oktober 2019   12:30 Diperbarui: 14 Oktober 2019   12:41 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benda imitasi yang ditawarkan (Dokpri)

Beberapa hari lalu pada acara festival museum di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta, saya didatangi dua orang. Pertama, yang satu membuka barang dari bungkusan kertas koran. Berwarna hijau seperti batu giok. Ia menanyakan bacaan pada batu tersebut. Anehnya, lapisan pada batu tersebut terkelupas dan compang-camping, mungkin supaya ada kesan antik. Saya pegang rasanya dingin sekali. Seperti baru keluar dari termos.

Beberapa tahun lalu saya pernah memegang batu giok asli tapi tidak dingin seperti itu. Insting saya itu barang baru. Maklum saya kan arkeolog. Untung gak ketipu.

Ia bilang ada kuli sedang gali tanah nemu barang ini. Pernah ditawar sopir angkot tapi murah. Saya tanya lagi, menurutnya dari kedalaman 2,5 meter. "Oh mungkin bekas kuburan jadi benda itu dimasukkan ke dalam peti," kata saya sambil menahan senyum.

Benda imitasi yang ditawarkan (Dokpri)
Benda imitasi yang ditawarkan (Dokpri)
"Bukan, kalau bekas kuburan pasti ada tulangnya," kata dia. Sementara temannya juga mengeluarkan benda sejenis namun lain bentuk. Saya tidak menanyakan harga karena memang saya nggak berminat. Saya yakin itu barang buatan baru karena warnanya, rasanya, dan ada bagian yang terkelupas. Kalau batu giok asli mana mungkin terkelupas.

Saya hanya sempat memotret benda ini. Padahal ada tiga benda yang ditawarkan. Ketika saya posting di media sosial, beberapa teman berkomentar itu barang imitasi. Ada lagi mengatakan itu barang palsu, di pasar loak Jatinegara banyak.

Batu giok asli (Foto: siuntung.com)
Batu giok asli (Foto: siuntung.com)
Asli
Tak diragukan lagi, batu giok diminati masyarakat karena indah sehingga menjadi batu perhiasan. Selain itu batu giok bisa digunakan untuk terapi kesehatan. Saya pernah tanya kepada orang yang mengerti bahwa batu giok asli memiliki indeks warna yang kuat, sehingga jika dilihat dalam ruangan atau luar ruangan, warna batu giok asli tetap sama atau tidak berubah. Sedangkan yang palsu akan ada perbedaan warna, di luar ruangan berwarna hijau dan dalam ruang menjadi hijau gelap atau hitam.

Hal lain batu giok asli memiliki ketahanan kilau hingga puluhan tahun, sedangkan giok palsu akan cepat memudar seiring waktu berjalan.

Nah, saya harap teman-teman berhati-hati. Upaya penipuan pasti akan dilakukan dengan berbagai cara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun