Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengenang Terminal Bayangan "Stanplas Bogor" di Jatinegara

2 Oktober 2019   12:26 Diperbarui: 2 Oktober 2019   15:05 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bis antara kota zaman dulu (Foto: okezone.com)

Ketika sedang beberes gudang, saya menemukan secarik karcis lama. Rupanya karcis bis luar kota. Dilihat dari fisiknya, karcis itu dikeluarkan pada 1956 dengan tujuan Bogor. Tarifnya Rp 6. Sementara nama bisnya Rahayu Santosa. Perlu diketahui, pada 1956 kita masih menggunakan ejaan lama.

Keluarga dari ibu saya memang ada beberapa orang yang tinggal di Bogor. Mungkin ini dalam rangka kunjungan silaturahim ke sana.

Stanplas Bogor
Ketika itu keluarga saya tinggal di kawasan Jatinegara, tidak jauh dari stasiun kereta api. Kami cukup berjalan kaki atau kalau bawa barang naik becak. Seingat saya, waktu itu rute bis adalah Jakarta -- Sukabumi. 

Di Jakarta, mungkin baru ada terminal Lapangan Banteng. Terminal Cililitan masih belum ada. Bentuk bisnya cukup unik. Barang-barang yang cukup besar bisa ditaruh di atap bis. Karena itu di bagian belakang ada tangga, supaya kondektur mudah menaikkan dan menurunkan barang.

Letak stanplas Bogor di pertigaan antara Jalan Matraman Raya menuju stasiun Jatinegara dengan  Matraman Raya menuju terminal Kampung Melayu sekarang. Tidak jauh dari Pasar Jatinegara. Tanya saja kepada masyarakat sekitar situ stanplas Bogor di mana. Pasti banyak orang akan menunjukkan tempatnya.

Karcis bis antarkota Jakarta-Sukabumi, 1956 (Dokpri)
Karcis bis antarkota Jakarta-Sukabumi, 1956 (Dokpri)
Dulu stanplas Bogor ibarat terminal bayangan. Dari Lapangan Banteng, banyak bis luar kota selalu ngetem atau mencari penumpang di sini. Beberapa kali saya diajak ibu saya, yah naik dari stanplas Bogor ini. Itu kira-kira pada 1968. Waktu itu belum ada jalan tol. Jadi bis lewat Kramat Jati dan Cibinong. Lumayan lama memang perjalanan.

Nah, sejak terminal Cililitan beroperasi, rute berubah. Semua bis antarkota tidak lagi masuk terminal Lapangan Banteng. Dengan demikian bis Jakarta--Sukabumi tidak lagi berhenti di stanplas Bogor. Pada saat bersamaan beroperasi bis dalam kota Pelita Mas Jaya rute Cililitan--Lapangan Banteng. Waktu duduk di SMP saya selalu naik bis ini.

Meskipun tidak lagi menjadi terminal bayangan, nama stanplas Bogor masih dikenal orang sampai sekarang. Kalau malam, di stanplas Bogor banyak warung tenda menjual makanan. Pindahan dari Hap Liong di dekat jembatan kereta api Matraman. Nama Hap Liong juga legendaris karena merupakan surga kuliner di timur Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun