Dunia digital boleh dibilang telah melibas dunia manual. Terbukti banyak media cetak telah tutup. Kalaupun masih hidup, rata-rata dalam keadaan sekarat. Informasi dari dunia digital begitu cepat. Semua berita dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Itulah kelebihan dunia digital.
Namun beberapa media cetak seakan tidak goyah oleh kehadiran dunia digital. Salah satu di antaranya Basis. Basis merupakan majalah kebudayaan tertua di Indonesia. Sejak terbit pada 1951 di Yogyakarta, sampai sekarang Basis masih beredar dalam bentuk cetakan dan daring.Â
Pendiri Basis antara lain Romo Drijarkara. Pemimpin redaksi Basis yang paling lama adalah Romo Dick Hartoko. Dulu Basis terbit setiap bulan. Namun kini menjadi dua bulanan. Saat ini Basis dipimpin Romo Sindhunata.
Ketika mahasiswa saya berlangganan Basis. Yah mungkin sekitar tiga tahun lamanya. Kebetulan ada rekan mahasiswa perantauan yang menawarkan. Karena saya ada sedikit penghasilan dari menulis artikel, saya coba bantu dia.
Saya lihat di internet, Basis sudah mempunyai laman majalahBasis@gmail.com. Namun alamat sekarang Jalan Pringgokusuman 35, Yogyakarta 55272. Dulu di Jalan Abubakar Ali 14 Pav.
Di gudang rumah ada dua kontener besar berisi majalah-majalah lama. Selain Basis, ada Sahabat Pena, Semangat, Warnasari, Gading, dan beberapa nama lain. Untuk sementara, saya akan ceritakan tentang majalah Sahabat Pena.
Majalah Sahabat Pena merupakan majalah remaja. Pertama kali terbit setiap bulan pada 1970 di Bandung. Saya mengenal Sahabat Pena mulai 1974 ketika duduk di bangku SMP. Pulang sekolah saya hampir selalu berjalan kaki melewati kantor pos. Ketika itu saya sering mengirim TTS dan berkorespondensi dengan para sahabat pena dari sejumlah kota. Harganya Rp 50 per eksemplar.
Majalah Sahabat Pena berisi rubrik tokoh, filateli, konsultasi remaja, pelajaran Bahasa Inggris, cerpen, puisi, TTS, iptek, dan informasi PSPI (Perkumpulan Sahabat Pena Indonesia). Dulu Sahabat Pena terbit dalam format buku tulis.Â
Namun kemudian berubah format menjadi bentuk majalah. Menurut informasi, saat ini Sahabat Pena masih terbit dua bulanan dan terbatas di Jawa Barat.
Saya juga memiliki sejumlah majalah Semangat. Entah sejak kapan majalah remaja ini terbit. Namun melihat Surat Izin Terbit bertahun 1966, tentu sekitar itu. Koleksi saya hanya 1974 dengan harga Rp 70. Ada beberapa eksemplar. Seperti halnya Basis, Semangat dikelola dari Yogyakarta. Majalah bulanan untuk pemuda-pemudi dewasa, begitu slogan Semangat sebagaimana tertera di atas susunan redaksi.
Entah apakah Semangat masih terbit ataukah tidak. Saya cari-cari di internet tetap tidak ada. Mungkin karena majalah ini kurang populer. Memang, pada 1980-an keberadaan majalah-majalah remaja, terutama terbitan Jakarta, maju pesat. Mungkin ini yang menyebabkan majalah-majalah remaja yang dikelola secara idealis, terdesak sedikit demi sedikit.