Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Impianku, Mendirikan Perpustakaan Pribadi untuk Masyarakat

27 Mei 2019   10:12 Diperbarui: 27 Mei 2019   10:51 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rak buku metal berukuran 100 x 30 x 180 (Dokpri)

Minat membaca dan menulis semakin semakin berkembang ketika saya menjadi mahasiswa Jurusan Arkeologi UI, yang waktu itu masih berlokasi di Rawamangun. Hampir setiap kesempatan saya nongkrong di perpustakaan FSUI. 

Sering juga ke Perpustakaan IKIP Jakarta, kebetulan kampusnya bersebelahan. Perpustakaan lain yang sering saya kunjungi adalah Perpustakaan Pusat Bahasa. Juga dekat kampus FSUI Rawamangun.

Dari banyak membaca, saya belajar menulis artikel. Ketika mahasiswa, saya antara lain menulis di Warta Mahasiswa, Merdeka, Suara Karya, Sinar Harapan, dan Mutiara. 

Honorarium menulis saya anggap cukup lumayan sehingga saya bisa membayar uang kuliah sebesar Rp15.000 per semester dan membeli buku.Waktu itu honorarium menulis Rp10.000 hingga Rp20.000. Sekadar perbandingan harga buku Rp400 hingga Rp4.000.

Ketika sudah lulus, bahkan sampai sekarang, saya tetap menulis. Kalau awalnya cuma menulis masalah arkeologi atau kepurbakalaan, lambat laun saya menulis apa yang bisa saya tulis. 

Saya pernah menulis masalah pendidikan, pariwisata, kesehatan, dan numismatik, bahkan astrologi dan palmistri. Pokoknya tulisan yang mencerdaskan dan bukan hoaks deh.

Beberapa tulisan saya di koran Kompas (Dokpri)
Beberapa tulisan saya di koran Kompas (Dokpri)

Dikenal

Sejak lulus dari Jurusan Arkeologi UI pada 1985, saya tidak pernah bekerja di instansi arkeologi. Namun karena saya sejak lama sudah menulis masalah-masalah arkeologi, masyarakat awam mengenal saya sebagai arkeolog yang 'hebat', hehehe. 

Mereka bertanya tentang kepurbakalaan ke saya dan minta tenaga untuk kegiatan lelang ke saya. Tentunya masih ada lagi. Bertanya numismatik pun ke saya.

Sesungguhnya saya tidak hanya menyenangi dunia arkeologi. Yang jelas Sepurmudaya (Sejarah, Purbakala, Museum, Budaya). Selain membeli, buku-buku Sepurmudaya saya peroleh dari berbagai instansi secara gratis. Hingga saat itu sudah terkumpul ratusan buku limited edition. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun