Mulai Kamis, 21 Februari 2019 telah beroperasi angkot merah rute Kelapa Gading -- Rawamangun. Ada 24 buah angkot yang lolos seleksi. Sebenarnya ada lebih dari 40 angkot yang mengikuti uji kelayakan di kantor TransJakarta di kawasan Cililitan. Namun karena disyaratkan keluaran 2015, maka angkot-angkot lain terpaksa digugurkan.
Angkot ini berbeda dengan angkot sebelumnya yang berkode U-04. Sekarang Jak59. Angkot ini berstiker khusus, terlihat di bagian muka, samping, dan belakang. Meskipun tertulis Kelapa Gading, angkot ini bertujuan akhir di Rawa Sengon.
Di bagian dashboard terdapat sebuah alat kecil. Penumpang harus berkartu khusus Jak Lingko. Nah, nanti kartu ini ditempelkan pada alat tersebut. Saya belum tahu pasti berapa tarifnya karena ketika saya naik masih gratis alias terpotong Rp 0. Angkot ini terintegrasi dengan TransJakarta. Jelas, nanti harus bayar tapi entah berapa besarannya.
Oh ya, saya beli kartu Jak Lingko sebesar Rp30.000 di halte TransJakarta. Isinya sih cuma Rp10.000. Kartu ini bersifat multifungsi dan bisa diisi ulang. Jadi bisa dipakai juga untuk TransJakarta, kereta api, bahkan moda transportasi lain.
Angkot Jak Lingko tidak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang secara sembarangan. Ada rambu khusus sebagai tanda. Untung rumah saya dekat lokasi rambu.
Kelebihan lain, angkot ini tidak ngetem. Biarpun cuma ada dua penumpang, angkot tetap meluncur di jalan. Sopir memang tidak kejar setoran karena sudah digaji. Setiap hari ada dua shift, yakni pukul 05.00-13.00 dan pukul 13.00-22.00. Gaji sopir keluar sebulan dua kali.
Dalam bulan promosi ini, penumpang yang belum mempunyai kartu juga ikut digratiskan. Yah sebagai sosialisasi, kata sopir yang saya naiki. Sementara ini banyak karyawan merasa diuntungkan. Maklum masih gratis.
Namun kartu integrasi hanya berlaku pada jam-jam tertentu, yakni pukul 05.00-09.00 dan pukul 16.00-20.00. Penggunaanya cukup menunjukkan kartu tersebut ke sopir. Di luar itu, penumpang harus membayar dengan uang tunai.