Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Aktivitas Dermaga dari Puncak Museum Maritim Indonesia

28 Desember 2018   21:32 Diperbarui: 28 Desember 2018   23:04 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untung saja dari terminal Tanjung Priok ada 'jalan tikus'. Kami berlima memang janjian di sana. Dua orang naik TransJakarta dan tiga orang naik kereta api. Kebetulan letak stasiun dan terminal berdekatan.

Dari terminal kami menyeberang jalan. Persis di samping pos keamanan ada jalan setapak. Lewat jalan itulah kami menuju Museum Maritim Indonesia. Museum itu terletak di dalam kompleks pelabuhan Tanjung Priok.

Dulu kalau orang berbicara museum, mungkin yang terbayang suasana menyeramkan. Begitu pula kalau berbicara pelabuhan, yang dianggap banyak preman. Tapi kini museum berada di kompleks pelabuhan dan menyajikan informasi yang mencerdaskan.

Gedung museum (Dokpri)
Gedung museum (Dokpri)
Pelabuhan

Museum Maritim Indonesia, begitulah nama museum tersebut. Bila ingin ke sana cari saja Gedung IPC di Jalan Pasoso no. 1. Lokasi museum persis di depan terminal 2.

Kebetulan hari itu, Jumat, 28 Desember 2018, diadakan Temu Mugalemon. Mugalemon singkatan dari Museum, Galeri, dan Monumen. Temu Mugalemon menjadi hajatan tiap bulan dari Paramita Jaya, yakni Asosiasi Museum Indonesia di Jakarta Raya.

Temu Mugalemon di penghujung 2018 menghadirkan tiga pembicara, yakni Nunus Supardi (Pemerhati Budaya), Yiyok T. Herlambang (Ketua Paramita Jaya), dan Fitra Arda (Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kemdikbud). Sebagai moderator Tinia Budiati, dari Museum Maritim Indonesia. Temu Mugalemon dibuka dengan pengarahan dari Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.

Temu Mugalemon oleh Paramita Jaya (Dokpri)
Temu Mugalemon oleh Paramita Jaya (Dokpri)
Digital

"Kami ingin memperkayan museum ini dengan digital," kata Edy Purwanto, Director of Finance & Business Development PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, yang membawahi Museum Maritim Indonesia. Dunia digital memang dunia generasi masa kini. Terbukti dunia digital mampu menyingkirkan berbagai kegiatan yang dilakukan lewat kegiatan konvensional.

Lewat dunia digital kemungkinan biaya operasional bisa diminimalisasi, misalnya untuk cetak buku. Beberapa teknologi digital sudah ada di dalam museum. Misalnya pada ruangan simulator. Berbagai gambar yang ada menjadikan kita seolah-olah sedang berada di samudera luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun