Satu museum lagi hadir di Jakarta, tepatnya di kawasan pelabuhan Tanjung Priok. Namanya Museum Maritim Indonesia. "Oh yang pernah terbakar yah?" tanya beberapa orang. Jelas berbeda karena yang pernah terbakar adalah Museum Bahari.
Soft launching Museum Maritim Indonesia dilakukan Jumat sore, 7 Desember 2018. Direktur Utama PT Pelindo Elvyn G. Masassya mengatakan, pendirian Museum Maritim Indonesia dalam rangka memberikan kesempatan kepada generasi di Indonesia mengetahui sejarah maritim Indonesia.
Titik balik transportasi laut adalah pembukaan Terusan Suez pada 1869, yang mengurangi jarak berlayar antara Eropa dan Asia. Pada 1871 Stoomvaart Maatschappij "Nederland" yang selanjutnya dikenal dengan nama Kapal Nederland memulai layanan reguler antara Amsterdam dan Batavia melalui Terusan Suez. Sayang waktu antre di pelabuhan amat lama. Â Itulah yang menjadi pemikiran penguasa kolonial untuk membuat pelabuhan yang lebih bagus.
Pembangunan pelabuhan menjadi pekerjaan pionir. Namun kemudian terjadi kemunduran setelah meletusnya Gunung Krakatau pada 1883. Ketika itu tambang batu untuk membuat dermaga di Merak hancur. Para pekerja pun menjadi korban tsunami.
Keberhasilan datang setelah pendirian Koninklijke Pakketvaart Maatschappij (KPM) pada 1888. KPM menghubungkan kota-kota pesisir besar dan kecil di setiap bagian kepulauan dengan beberapa pelabuhan besar sebagai persimpangan dengan pelayaran internasional. Saat ini pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia.
Museum Maritim Indonesia memanfaatkan bangunan bersejarah yang dulunya menjadi kantor pengelola pelabuhan. Kantor itu dibangun pada awal abad ke-20 dengan gaya arsitektur "international style". Bangunan bergaya "international style" muncul pada 1920-an dan 1930-an.
Di museum ini terdapat berbagai koleksi peninggalan pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Foto-foto lama boleh dibilang terbanyak. Lalu perlengkapan pelabuhan. Miniatur perahu tradisional dan modern melengkapi museum ini.
Ada gambaran tentang peralatan pelabuhan dan diorama suasana pelabuhan. Peta jalur perdagangan dan keramik kuno---benda dagang yang sangat populer kala itu---ikut ditampilkan dalam museum.