Saat ini kegemaran mengumpulkan mata-mata uang lama atau numismatik, sudah lebih maju dibandingkan masa-masa 1980-an. Pada masa 1980-an ada kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Penggemar Koleksi Mata Uang (PPKMU).Â
Sayang sejak 2000-an PPKMU telah mati karena masalah manajemen kepengurusan. Sebagai ganti berdiri Asosiasi Numismatika Indonesia (ANI).
Organisasi ini pun sama saja nasibnya karena kepengurusan yang belum profesional. Sejak 2015 berdiri CORE atau Club Oeang Revoloesi, yang mengkhususkan pada koleksi numismatik  periode 1945-1949.
Meskipun begitu, dunia numismatik tetap bergeliat. Terlebih berkat hadirnya sarana digital. Banyak laman jual beli, salah satunya menghadirkan koleksi mata uang.
Adanya laman khusus numismatik, membuat gairah numismatis profesional dan numismatis amatir tak pernah surut. Apalagi sejak adanya media-media sosial seperti Facebook, turut menghidupkan proses jual beli koleksi numismatik.
Tentu saja transaksi dilakukan secara online, tanpa perlu bertatap muka atau datang langsung ke tempat si penjual. Cukup menyetujui harga jual lalu ditambah ongkos kirim ke daerah tujuan.
Selama ini para numismatis sudah terbiasa menggunakan grading dalam bertransaksi. Grading adalah tingkat kondisi sebuah koleksi. Melalui grading, penilaian harga lebih mudah dilakukan. Semakin bagus grading, harga akan semakin mahal. Syarat utama hanya kejujuran dari si penjual. Â Â
Dunia numismatik mengenal sembilan grading, yaitu Uncirculated (Unc), About Uncirculated (AU), Extremely Fine (EF), Very Fine (VF), Fine (F), Very Good (VG), Good (G), Fair (F), dan Poor (P). Sekadar gambaran, grade Unc menunjukkan kondisi seperti koleksi yang baru keluar dari percetakan, sementara P merupakan koleksi yang jelek dan kotor.Â
Grading demikian bukan tanpa masalah. Sering kali cukup membingungkan karena kondisi koleksi numismatik sangat kompleks. Demikian kata Pak Uno dalam tulisannya. Pak Uno adalah salah seorang pendiri CORE. Taruhlah ada kondisi "antara", Â misalnya sebuah koleksi memiliki grade lebih dari VF namun kurang dari EF.
Menghadapi keadaan semacam itu, numismatis umumnya menggunakan istilah good Very Fine (gVF) atau VF+. Numismatis lain yang berprofesi sebagai penjual mungkin saja lebih memilih menggunakan istilah Extremely Fine minus (EF-). "Bagi penjual istilah EF tetap lebih menguntungkan dibandingkan VF, meski diembel-embeli plus (+)," demikian Pak Uno memberikan gambaran.
Sebenarnya ada cara yang lebih memuaskan dalam melakukan grading. Jika penilaian secara kualitatif relatif menimbulkan bias, maka penilaian secara kuantitatif dapat lebih mengurangi bias tersebut.