Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banyak Lulusan Magister Museologi Menjadi "Korban" Rotasi Pegawai

29 Agustus 2018   21:21 Diperbarui: 30 Agustus 2018   11:42 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri Intan Mardiana, Adang Surjana, dan Budi Trinovari (Dokumentasi pribadi)

Pak Budi Trinovari mengisahkan lahirnya berbagai komunitas di kawasan Kota Tua Jakarta sejak 2005. Seiring waktu, banyak komunitas tumbuh. Sebaliknya beberapa komunitas juga tak ada kabarnya.

Tadinya sejumlah komunitas dikasih tempat di Museum Mandiri. Namun kemudian karena ada komunitas yang berulah, misalnya merusak bagian gedung dan mabuk-mabukan, maka sekarang pemilihan komunitas dilakukan hati-hati.

Para peserta kegiatan dari berbagai museum dan komunitas (Dokumentasi pribadi)
Para peserta kegiatan dari berbagai museum dan komunitas (Dokumentasi pribadi)
Bergengsi

Nama museum memang belum mencapai taraf populer. Ini karena istilah 'dimuseumkan' berkonotasi negatif. Biasanya pegawai yang bermasalah dimutasi ke museum. Padahal sesungguhnya bekerja di museum merupakan kebanggaan atau bergengsi. Soalnya, museum merupakan etalase negara. Museum bahkan menjadi daya tarik pariwisata sebagaimana Museum British dan Museum Louvre yang setahunnya dikunjungi belasan juta orang.

Di Indonesia museum beragam. Ada yang anggarannya kecil, ada pula yang besar. Nah, ini harus menjadi perhatian banyak pihak. Seharusnya museum yang sudah mapan membantu museum yang masih terengah-engah.

Persoalan museum harus menjadi perhatian kita semua. Kerja sama dan gotong royong, itulah kuncinya. Pak Yiyok T. Herlambang, Ketua Paramita Jaya, memang sedang berupaya maksimal. Sinergi dengan berbagai institusi tengah dilakukan. Ada empat institusi yang berkepentingan dengan museum, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun