Selasa siang, 21 Agustus 2018, seusai dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, saya sempat mengunjungi Pameran Sejarah Asian Games di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pameran itu diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah. Saya lihat beberapa siswa sekolah menengah sedang berkunjung ke pameran.
Ketika saya datang, pengunjung tidak begitu banyak. Entah, mungkin kurang promosi atau tempat pameran yang kurang dikenal. Padahal, lokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak jauh dari kompleks Gelora Bung Karno.
Dari pameran itu, saya beralih ke Museum Nasional. Pameran serupa memang diadakan di sana. Kalau yang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan pada 17-25 Agustus, pameran di Museum Nasional berlangsung pada 18-28 Agustus 2018.
Pameran di Museum Nasional cukup ramai. Tadi saya lihat beberapa rombongan anak sekolah berkunjung ke sana. Supaya tertib, mereka disediakan pemandu. Bahkan untuk merangsang mereka, penjaga pameran menyediakan hadiah.
"Kemarin sih agak sepi," kata petugas di sana. Setiap Senin memang museum tutup. Namun khusus menyambut Asian Games, museum dibuka. Bahkan para peserta Asian Games diberikan tiket masuk gratis. Bukan hanya itu, Museum Nasional juga tetap buka pada Idul Adha 22 Agustus 2018.
Inti pameran adalah tentang sejarah pesta olahraga Asian Games. Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada Asian Games IV tahun 1962. Proses menjadi tuan rumah sangat panjang. Apalagi waktu itu kondisi perekonomian sedang morat-marit. Namun karena keberhasilan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada 1955, kepercayaan kepada Indonesia mulai pulih. Informasi demikian bisa dibaca lewat panel pameran.
Selain itu dibangun kompleks atlet, Hotel Indonesia, stasiun TVRI, dan jembatan semanggi. Tugu Selamat Datang ikut dibangun untuk menyambut tamu. Untuk memperlancar transportasi dibangun pula Jalan Thamrin Sudirman yang tadinya tanah kosong.
Pidato Presiden Sukarno dalam pembukaan Asian Games bisa disaksikan dalam foto dan audio-visual. Begitu juga upacara pembukaan dan berbagai lomba atau pertandingan Asian Games 1962. Yang menarik, ada foto Bung Karno sedang merancang sketsa komplek Asian Games.
Janji atlet, kiprah atlet Indonesia dalam pertandingan dan ketika upacara pemberian medali, kliping-kliping surat kabar, dan nama-nama panitia Asian Games diinformasikan dalam pameran itu.
Dalam Asian Games 1962 Indonesia merebut 11 medali emas. Medali-medali itu berasal dari cabang bulutangkis (5 emas), balap sepeda (3 emas), atletik (2 emas), dan loncat indah (1 emas). Jumlah medali terbanyak hingga saat ini. Semoga di Asian Games 2018 perolehan medali bisa lebih banyak.
Boleh dibilang Asian Games IV 1962 menjadi tolok ukur prestasi atlet Indonesia. Kontingen Indonesia menduduki peringkat kedua di bawah Jepang. Sukses dalam penyelenggaraan dan sukses dalam prestasi. Presiden Sukarno sempat berpesan kepada para atlet Asian Games, "Dedikasikanlah hidupmu untuk keharuman nama Indonesia".