Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah di Balik Keramik Kuno, dari Peralatan Rumah Tangga hingga Bekal Kubur

16 Juli 2018   08:20 Diperbarui: 16 Juli 2018   16:47 2188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanya jawab di ruang keramik Museum Nasional (Foto: Marfuah/KPBMI)

"Keramik yang ditemukan di Indonesia adalah keramik sebagai komoditi perdagangan, antara lain hasil barter, pembelian, dan pesanan," demikian Ibu Ekowati. Benda-benda tersebut merupakan peralatan rumah tangga, bekal kubur, pusaka, dan lain-lain. Biasanya berkualitas sedang-sedang saja. Sementara yang berkualitas baik, diduga merupakan hadiah antar penguasa (hubungan politik dan ekonomi).

Berfoto bersama sebelum menuju ruang pameran keramik (Foto: Lulu Istianah/KPBMI)
Berfoto bersama sebelum menuju ruang pameran keramik (Foto: Lulu Istianah/KPBMI)
Antusias

Masyarakat awam sangat antusias. Tanya jawab di ruang auditorium berlangsung seru. Ada yang bertanya soal keramik Suku Dayak di Kalimantan, keramik yang berubah fungsi, dan lain-lain.

Uraian Ibu Ekowati di ruang pameran soal keramik sebagai pemberat kapal, menarik perhatian peserta.

Menurut Ibu Ekowati, keramik berkualitas rendah biasanya diletakkan di bagian bawah kapal. Ini berfungsi juga sebagai pemberat kapal. Di bagian atas terdapat kamar-kamar yang digunakan para saudagar sutra atau perhiasan. Maklum orang kaya, jadi bisa menyewa kamar khusus.

Kondisi keramik kuno hasil pengangkatan dari kapal tenggelam juga dicermati peserta. Banyak bertanya tentu menandakan keingintahuan yang semakin tinggi tentang keramik. Ada rasa puas dari peserta karena berhasil mendapatkan informasi berharga tentang keramik yang sebelumnya tidak diketahui.

Poster bincang keramik (Dokumentasi KPBMI)
Poster bincang keramik (Dokumentasi KPBMI)
Saking asyiknya peserta mendengarkan pemandu, apalagi tanya jawab yang bermanfaat, membuat kunjungan ke ruang pameran yang seharusnya berakhir pukul 14.00 menjadi molor satu jam. Untung saja Museum Nasional tutup sekitar pukul 16.00.

Sebenarnya di Museum Nasional ada lagi ruang keramik, yakni keramik asing dan keramik lokal. Ruangan itu terdapat di Gedung A yang sedang diperbaiki. Lain waktu yah kita belajar dari ruangan itu.***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun