Hari ini, 26 Juni 2018, masyarakat bisa memasuki museum-museum yang berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta secara gratis. Itu dilakukan untuk menyambut HUT ke-491 Jakarta 22 Juni lalu. Dalam surat edaran tertanggal 22 Juni 2018, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ibu Tinia Budiati menghimbau juga para pengelola museum di DKI Jakarta anggota Paramita Jaya atau Asosiasi Museum Jakarta, membebaskan tiket masuk pada tanggal tersebut.
Ada pun museum-museum yang berada di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta adalah:
- Museum Tekstil: Jalan K.S. Tubun, Tanah Abang
- Monumen Nasional (Monas): Jalan Medan Merdeka
- Museum Prasasti: Jalan Tanah Abang 1
- Museum Sejarah Jakarta: Kawasan Kota Tua
- Museum Seni Rupa & Keramik: Kawasan Kota Tua
- Museum Wayang: Kawasan Kota Tua
- Museum Bahari: Jalan Pasar Ikan 1
- Taman Arkeologi Onrust (Onrust, Cipir, Kelor): Teluk Jakarta
- Museum Joang '45: Jalan Menteng Raya No. 31
- Museum M.H. Thamrin: Jalan Kenari II no.15, Jakarta Pusat
- Perkampungan Budaya Betawi (Setu Babakan): Jalan R.M. Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa
- Rumah Si Pitung: Marunda
Tiket masuk gratis berlaku selama pukul 08.00-17.00. Sejauh ini baru Museum Nasional yang berpartisipasi dalam himbauan tersebut. Museum Nasional terletak di Jalan Medan Merdeka Barat. Museum ini cukup mudah dicapai karena di seberangnya terletak Halte TransJakarta Monumen Nasional.
"Semoga kegiatan serupa dapat dilakukan di masing-masing kota di Indonesia agar masyarakat bisa lebih dekat dengan museum," kata Tinia Budiati.
Tinia juga menyarankan, dalam rangka lebih mendekatkan museum kepada masyarakat, pengelola museum memberikan pelayanan gratis tiap tahun dalam rangka Hari Museum Internasional (18 Mei), Hari Museum Indonesia (12 Oktober), HUT RI (17 Agustus), dan HUT kota/kabupaten masing-masing.
Rasanya itu belum lengkap. Perlu ditambah setiap ulang tahun masing-masing museum. Atau ada momen-momen tertentu.
"Dengan memberikan kesempatan hari-hari tertentu gratis masuk museum, maka masyarakat akan mencatat tanggal-tanggal tersebut untuk datang ke museum. Kita menyiapkan pameran-pameran atau program interaktif lain," kata Tinia Budiati.
Pamudji Lestari, staf Menko PMK, mengusulkan di samping masyarakat mengunjungi museum, museum perlu mengunjungi masyarakat melalui pengadaan mobil museum keliling. Jadi mobil di parkir di tempat-tempat strategis seperti Monas, mal, dan kebun binatang. Dalam mobil dilengkapi info singkat tentang museum termasuk beberapa artefak.
Museum keliling beberapa kali dilakukan di NTT, mengingat merupakan daerah kepulauan. Itu diungkapkan Rosalia Idam. Program serupa juga dilakukan Museum Listrik dan beberapa museum lain di TMII. September mendatang Museum Nasional merencanakan program museum keliling.
Berhubung anggaran terbatas, biasanya program museum keliling dilakukan dua kali setahun. Semoga berbagai cara yang dilakukan pengelola museum mampu membuat masyarakat berapresiasi kepada museum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H