Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sensasi Malam Minggu, Tidur di Dalam Museum Nasional

22 April 2018   20:30 Diperbarui: 22 April 2018   21:34 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat koleksi di malam hari (Dok. KPBMI)

Pada 24 April 1778 berdiri sebuah lembaga ilmiah di Batavia bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada masa-masa kemudian lembaga ini berubah menjadi Museum Pusat, dan terakhir Museum Nasional. Jadi dihitung-hitung Museum Nasional telah berusia 240 tahun.

Untuk memperingati hari bahagianya, museum terbesar dan terlengkap di Indonesia itu, menyelenggarakan serangkaian acara. Salah satunya yang unik berupa "Night at the Museum".

Ketika pertama kali diekspos ke publik, maklum sekarang zamannya media sosial macam instagram, twitter, dan facebook, banyak generasi milenial langsung mendaftar. Padahal, panitia hanya memberi kuota 100 orang. Gratis masuk museum, gratis daftar, dan dapat makan malam berikut makan pagi, siapa yang tidak ingin coba-coba.

Awal jelajah museum (Dok. KPBMI)
Awal jelajah museum (Dok. KPBMI)
Menyenangkan

Membludaknya pendaftar jelas menggambarkan masih banyak generasi milenial cinta museum. Bahkan ada kesan mereka tidak merasa takut lagi mengingat selama ini museum dianggap menyeramkan. Jangankan malam hari, pagi hingga sore pun ada rasa was-was.

Sejak sore hari peserta sudah berdatangan. Ketika tiba saatnya jelajah museum, peserta dibagi dalam beberapa rombongan. Tentu agar ruangan koleksi tidak dipenuhi pengunjung. Melihatnya pun terasa tenang dan berkonsentrasi.

Bukan cuma jelajah. Untuk menambah pengetahuan, diadakan bincang santai. Diskusi malam hari berlangsung informal, dihadiri antara lain mantan Kepala Museum Nasional, Ibu Intan Mardiana dan Kepala Subdirektorat Permuseuman, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Ibu Dedah R. Sri Handari.

Bincang santai tentang permuseuman (Dok. KPBMI)
Bincang santai tentang permuseuman (Dok. KPBMI)
Acara santai lainnya berupa nobar atau nonton bareng musik akustik dan film. Menjelang dini hari acara usai. Sensasi lain pun mulai dirasakan, tidur di dalam museum. Atau menurut istilah generasi milenial, malmingan di museum.

Di gedung baru ini saya belum mendengar cerita-cerita yang membuat bulu roma berdiri. Berbeda dengan di gedung lama, yang penuh mistis. Dulu mantan Kepala Museum Pusat, Pak Amir Sutaarga, pernah melihat lilin jalan sendiri atau mendengar bunyi-bunyian di malam hari. Maklum, Pak Amir tinggal di bagian belakang museum.

Memang kurang seru kalau tidak ada yang haha hihi...

(Tulisan ini dibuat dengan bantuan laporan dan foto Dhanu Wibowo/Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun