Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peti Batu Berukir Berusia Ribuan Tahun dari Bali Dipamerkan di Europalia

6 November 2017   10:40 Diperbarui: 6 November 2017   10:42 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi dari masa prasejarah (Dokpri)

Bali dikenal sebagai objek wisata berkelas internasional. Berbagai objek yang berhubungan dengan pantai dan budaya terdapat di sini. Provinsi ini juga memiliki banyak museum. Salah satu di antaranya Museum Gedong Arca.

Museum Gedong Arca dikenal sebagai museum lapangan. Museum ini merupakan bagian dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali. Wilayah kerja BPCB Bali meliputi tiga provinsi, yaitu Bali, NTB, dan NTT.

Sejarah pendirian Museum Gedong Arca tidak lepas dari gagasan R. P. Soejono dan Soekarto K. Atmojo. Mereka berdua pernah menjabat Kepala Dinas Purbakala Bali. Tujuan pendirian museum untuk mendokumentasikan dan memajang benda-benda cagar budaya yang telah dilestarikan sejak berdirinya Jawatan Purbakala pada 1950. Museum Gedong Arca diresmikan pada 14 September 1974.

Tiga bagian

Museum Gedong Arca didirikan di atas tanah seluas 5.165 meter persegi. Pembagian halaman mengikuti pola pembangunan pura yang terdiri atas tiga bagian, yakni halaman luar, halaman tengah, dan halaman dalam. Di halaman luar (jaba sisi) terdapat sebuah wantilan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan, di halaman tengah (jaba tengah) terdapat lima gedung tempat memajang koleksi, dan di halaman dalam (jeroan) terdapat delapan balai pelindung yang juga berfungsi untuk memajang koleksi.

Salah satu bangunan di kompleks Museum Gedong Arca (Foto: indonesiakaya.com)
Salah satu bangunan di kompleks Museum Gedong Arca (Foto: indonesiakaya.com)
Koleksi Museum Gedong Arca terdiri atas dua kelompok besar, yakni benda cagar budaya dari masa prasejarah (sebelum masyarakat mengenal tulisan) dan dari masa sejarah. Koleksi masa prasejarah berasal dari zaman batu hingga logam, antara lain alat-alat batu (kapak genggam, kapak perimbas, kapak lonjong, dan mata panah). Pada masa itu, semua peralatan digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan.

Ada lagi benda aksesoris berbahan perunggu, seperti gelang, tajak, dan benda lain yang berfungsi sebagai bekal kubur. Masih dari masa prasejarah, terdapat koleksi hasil ekskavasi di Gilimanuk pada 1961-1963, berupa tempayan, periuk, dan tengkorak kera.

Dari masa sejarah dipamerkan keramik asing, stupika tanah liat, arca, prasasti, mata uang, dan alat-alat upacara. Tinggalan-tinggalan budaya itu berasal dari abad ke-8 hingga ke-15.

Sarkofagus

Ikon atau maskot di Museum Gedong Arca berupa sarkofagus. Boleh dibilang sarkofagus adalah peti kubur batu. Sebenarnya istilah sarkofagus berasal dari Bahasa Yunani yang bermakna "memakan daging".

Sering kali sarkofagus disimpan di atas tanah. Karena itu pada sarkofagus hampir selalu terdapat ukiran atau hiasan yang dibuat sangat teliti. Beberapa sarkofagus dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam. Beberapa sarkofagus disimpan di dalam tanah. R.P. Soejono pernah menulis disertasi tentang sarkofagus berjudul "Sistem-sistem Penguburan pada Akhir Masa Prasejarah di Bali" (1977). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun