Masyarakat kita perlu belajar sejarah, paling tidak membaca buku-buku sejarah. Dulu berbagai etnis yang ada di Nusantara berkumpul untuk satu tujuan: menuju Indonesia merdeka. Upaya ini dipelopori oleh para pemuda.
Mereka berjuang bukan dengan senjata, tapi dengan aktivitas dan organisasi kepemudaan. Ini bisa dilihat dari munculnya organisasi pemuda Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia) pada 1915 di Gedung STOVIA (sekarang Museum Kebangkitan Nasional). Â Pada Kongres Pemuda Pertama di Solo pada 1918, nama Tri Koro Dharmo berubah menjadi Jong Java.
Kongres Pemuda
Setelah Jong Java, muncul pula organisasi sejenis seperti Jong Soematranen Bond, Pasoendan, Jong Ambon, Jong Celebes, Sekar Roekoen, Pemoeda Kaoem Betawi, Jong Bataks Bond, dan lain-lain. Para pemuda dari berbagai etnis ini berusaha bersatu dalam wadah tunggal. Pada 30 April 1926 hingga 2 Mei 1926 mereka menyelenggarakan Kongres Pemuda Pertama.
Kongres Pemuda Kedua diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Weltevreden. Hadir antara lain PPPI (Perhimpoenan Pelajar-Pelajar Indonesia), Jong Java, Jong Soematranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Sekar Roekoen, Jong Ambon, dan Pemoeda Kaoem Betawi. Kongres dihadiri ratusan peserta, di antaranya Abdoel Halim, A.M. Sangadji, A.K. Gani, Arnold Mononutu, Assaat dt Muda, Bahder Djohan, Dominee van Hoorn, F. Dahler, J.E. Stokvis, John Lauw Tjoan Hok, Kwee Thiam Hong, Jos Masdani, Kasman Singodimedjo, dan Tjokorda Gde Raka Sukawati.
![Museum Sumpah Pemuda di Jl Kramat Raya 106 (Foto: tripadvisor.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/20/museum-sumpah-pemuda-1-59e94b8aa01dff41e9385b52.jpg?t=o&v=770)
Museum Sumpah Pemuda
Berbagai koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda, kini bisa disaksikan di Museum Sumpah Pemuda. Jenis koleksinya antara lain foto kegiatan organisasi pemuda, bendera organisasi, vandel organisasi, stempel, dan lukisan. Tentu saja koleksi utama berupa Gedung Kramat 106, tempat berlangsungnya Kongres Pemuda Kedua 27-28 Oktober 1928 itu. Gedung itu terletak di Jalan Kramat Raya 106, tadinya milik Sie Kong Liong. Â
Pada 3 April 1973 Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta. Pemugaran selesai 20 Mei 1973. Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973. Pada 20 Mei 1974 Gedung Sumpah Pemuda kembali diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto.
![Monumen Persatuan Pemuda di Museum Sumpah Pemuda (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/20/sumpah-pemuda-04-jpg-59e94cdca01dff41ea6e3c72.jpg?t=o&v=770)
Miniatur Indonesia