Saya cukup terkejut ketika Senin, 18 September 2017 pagi, saya mendapat surat elektronik dari PWI DKI Jaya. Banyak Kompasianer tentu sudah tidak asing lagi dengan singkatan PWI, Persatuan Wartawan Indonesia. Yah, organisasi wartawan yang ada di DKI Jakarta.
Surat elektronik tersebut mengabarkan saya terpilih sebagai salah satu nominasi yang akan mendapatkan Anugerah Jurnalistik M.H. Thamrin. Tulisan saya yang masuk nominasi tersebut berjudul  "Cara Mengatasi Banjir Jakarta Ternyata Sudah Tertulis dalam Prasasti", dimuat pada Kompasiana, 30 Desember 2016.
Anugerah Jurnalistik M.H. Thamrin memang merupakan ajang bergengsi yang diselenggarakan tiap tahun. Diselenggarakan atas kerja sama antara PWI DKI Jaya dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kali ini merupakan ajang yang ke-43. Saya menelusuri info, semua naskah atau karya jurnalistik, baik cetak maupun elektronik, yang dilombakan merupakan publikasi mulai 1 Juni 2016 hingga 31 Mei 2017.
Khusus tahun ini dilombakan untuk kategori feature citizen jurnalism, diperuntukkan  warga yang menulis dan dimuat di media online berbadan hukum. Mungkin saya mendapat nominasi untuk kategori yang baru ini.
Saya tidak tahu apa keunggulan tulisan saya. Yang jelas umumnya saya menulis sesuai dengan bidang studi saya yaitu arkeologi. Menurut info yang saya cari, memang ada kriteria tertentu untuk tulisan yang dilombakan. Disyaratkan seluruh tulisan menyangkut aspek pembangunan, kinerja Pemerintah Provinsi, dan segala aspek yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta.
Ya, buat saya masuk nominasi saja sudah luar biasa. Direncanakan, Anugerah Jurnalistik M.H. Thamrin diselenggarakan pada Rabu, 20 September 2017 di Gedung Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, mulai pukul 13.00. Terima kasih Kompasiana yang telah mengirimkan tulisan saya. Berkat Kompasiana saya mendapat nominasi Anugerah Jurnalistik. Semoga saya bisa membawa nama baik buat Kompasiana dan para Kompasianer.*** Â
