Di balik itu saya bangga ada beberapa arkeolog junior yang sesekali nulis di Kompasiana atau blog pribadi. Arkeolog memang harus membudayakan kegiatan menulis agar apresiasi masyarakat semakin meningkat. Apalagi arkeologi tergolong rawan karena masyarakat awam sering melakukan kegiatan penggalian liar atau penyelaman liar.
Kita sudah mengenal Arkeologi Publik yang di mancanegara dikenal sebagai Public Archaeology. Jelas kita perlu pendekatan khusus, Arkeologi untuk Publik. Tulislah dengan gencar dan terus-menerus. Banyaknya tulisan hoax atau penafsiran dipaksakan, seperti Candi Borobudur dibangun oleh Nabi Sulaiman atau Gaj Ahmada dan Maj Afahit dari Kesultanan Islam, jelas menunjukkan Arkeologi Semu semakin berkembang. Nanti entah apa lagi.
Antisipasilah mulai dari sekarang melalui tulisan ringan. Jangan sampai arkeologi dilecehkan oleh pembuat "teori-teori baru" karena kemasabodohan para arkeolog sendiri.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H