Jangan anggap seperti pameran biasa. Seorang petugas keamanan, mungkin dari Sekretariat Negara, meminta saya mengeluarkan isi kantong. Lalu ia memeriksa tubuh saya dengan alat detektor logam. Mana ada sih saya tampang teroris, hehehe...
Saya lihat pengunjung remaja tidak antusias menikmati koleksi. Mereka hanya ngobrol atau berswafoto dengan latar belakang lukisan yang mereka anggap menarik.
Betapapun pameran ini tergolong langka karena faktor kepemilikan koleksi. Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi Museum Nasional, misalnya, untuk menampilkan koleksi-koleksi adikarya yang belum diperlihatkan kepada umum.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H