Candi Dorok tergenang air. Kalau tidak segera ditangani, kemungkinan sedikit demi sedikit dinding di sekitar akan rusak. Begitu pun candinya, apalagi candi tersebut berbahan batu bata. Kekuatan candi bata tentu lebih lemah daripada candi berbahan batu andesit.
Menurut laporan Novi Bmw dari Komunitas Pelestari Sejarah Budaya Kadhiri, kondisi di sekitar Candi Dorok juga mulai rawan. Lubang besar terdapat di dekat rumah penduduk. Kemungkinan gerusan dari air di bawahnya. Beberapa meter dari situ terdapat sungai yang sering kali dilewati lahar panas dan lahar dingin dari Gunung Kelud.
Candi Dorok terdapat di Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani melinjo pada awal 2000. Â Bangunan candi terletak di bawah permukaan tanah sedalam kira-kira tiga meter.
Pada awalnya ditemukan struktur bata dalam jumlah besar. Penggalian selanjutnya dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur. Setelah beberapa lama, seluruh bentuk candi mulai terlihat, meskipun tidak lengkap. Â
Hanya tersisa kaki candi berukuran 7 x 7 meter. Bentuk candi hampir persegi empat dengan tinggi sekitar dua meter. Â Bagian atas candi sudah tidak ada. Mungkin hancur akibat letusan Gunung Kelud bertahun-tahun lalu.
Tidak ada arca yang dijumpai pada candi ini. Relief-relief yang ada juga dalam  kondisi rusak parah sehingga sulit diketahui motifnya.  Jadinya sulit pula diketahui sejarah candi.Â
Karena di sekitar candi sudah terjadi longsor, dikhawatirkan kondisi Candi Dorok semakin rusak. Bahkan candi ini rawan terkubur kembali. Untuk itulah perlu upaya pelestarian dari dinas pemprov/pemkab/pemkot terkait.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H