Mohon tunggu...
Achmad Djuhdi Endawan
Achmad Djuhdi Endawan Mohon Tunggu... PNS -

Berkerja di Kebun Raya Bogor - LIPI sebagai Government Public Relations di bagian kerjasama dan informasi, juga sebagai staf redaksi terbitan internal Berita Kebun Raya. Hobi menulis, travelling photography dan menekuni IT khususnya open source.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Konsep Metakomunikasi

28 Maret 2012   03:01 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 4298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pengantar

Awalanatau Prefiks bisa memiliki berbagai makna, namun dalam bidang ilmu komunikasi, filsafat dan psikologi makna yang tepat dari awalan atau prefiks ini dimaknai sebagaitentang. Demikian juga halnyadengan istilah metakomunikasi.

Diawali dengan kata “Meta” yang berasal dari bahasa Yunani, yang berarti luar atau samping, maka jika digabungkan dengan kata “Komunikasi” akan berarti “ada sesuatu selain atau disamping komunikasi” atau jika lebih disederhanakan penerapannya akan menjadi komunikasi tentang komunikasi; meta-bahasa adalah bahasa tentang bahasa; meta-pesan adalah pesan tentang pesan.

Memahami Definisi DanKonsep Metakomunikasi

Metakomunikasi harus kita sadari keberadaanya, hal ini penting mengingat pengaruh meta-komunikasi yang kuat akan selalu menyertai setiap pesan.

"Metakomunikasi" :

-Merupakan uraian yang menggambarkan hubungan antara komunikator dan komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang marah

-Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.

Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, Anda dapat berkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia - tentang meja dan kursi dimana Anda sedang duduk didepan komputer yang sedang Anda gunakan, atau tentang bagian yang sedang Anda baca sekarang, dan bahasa yang Anda gunakansekarang adalah bahasa pemrograman.Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi, karena Anda berbicara mengenaiberbagai objek. Tapiperlu diperhatikan juga bahwa Anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, Anda juga bisa berbicara tentang berbicara Anda, Anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi Anda, sehinggasemuaaktivitas inidapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan cara yang sama, Anda pun bisa berkomunikasi menggunakanbahasa lainnya (meta-bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.

Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secara keilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwa perbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat pentingdipahami gunamenghindari berbagaikerancuan dan konflik dari berbagai interaksi komunikasi interpersonal.

Sebenarnya, Kitamenggunakan perbedaan ini setiap hari, namun tidak menyadarinya. Misalnya, ketika Kita mengirimkomentar di sebuah forum jejaring sosial kepada seseorang dengan komentar bernada sinisnamun kemudian meletakkan smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikansmiley, bagi komunikan dapat dimaknai sebagai "pesan yang tidakdipahami secara harfiah, melainkan dapat dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan humor."Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan pesan tentang pesan.

Hubungan Metakomunikasi Dengan Komunikasi Nonverbal

Semua elemen komunikasi nonverbal dapat dikatakan sebagai "metakomunikasi” karena tidak selalu eksplisit, meskipun diungkapkan secara verbal. Komunikan akan menggunakan petunjuk ini untuk membantu menafsirkan apa yang mereka maksudkan, tetapi yang lebih terpenting adalah komunikan akan sering mengambil makna dari metakomunikasi daripada komunikasi verbal itu sendiri, terutama ketika apa yang komunikator katakan bertentangan dengan apa yang mereka lakukan.Misalnya ketika Anda mengedipkan mata pada seseorang untuk menunjukkan bahwa Anda hanya bercanda, bisa juga ketika Anda mengatakan "I love you" untuk menunjukkan bahwa Anda bersungguh-sungguh, atau mencemooh dengan menyeringai setelah mengatakan "Ya, itu hebat.." yang bertentangan dengan arti harfiah sebenarnya dari pesan verbal. Atau ketika Anda sedang marah tapi berusaha menyembunyikan kemarahan Anda, sehingga Anda harus sadar akan sikap dan gerak tubuh, cara menggunakan mata, ekspresi wajahdan nada suara Anda, yang mungkin membuat Andatidak dapat diketahui bagaimana perasaan Anda sebenarnya.

Metakomunikasi Dalam Membangun Hubungan Interpersonal

Elemen Atribusi merupakan mitra kognitif untuk pesan sebenarnya dari metakomunikasi.Hubungan verbalisasi atribusi antarakomunikator dengan komunikan dapat menjadi sebuah proses "komunikasi yang disengajameta" seperti yang dijelaskan oleh Perlmutter dan Hatfield (1980). Para penulis ini mengklaim bahwa metakomunikasi menyertai semua pesan dan sering muncul tanpa disadari, meta komunikasidengan sengaja terjadi jika orang berbicara secara sadar tentang konteks relasional dari pesan mereka.Sementara itu,Newman (1981) menulis sebuah artikel yang menghubungkan antara pembuat atribusi relasi yang akrab dengan metakomunikasi yang sedang berlangsung. Newman menyatakan bahwa metakomunikasi dapat menjadi "sebuah pesan berupa pentunjuk verbal dan nonverbal dengan tujuan bagaimana pesan mereka harus dimengerti, bagaimana seseorang menginginkan pesannya untuk dijawab, bagaimana seseorang mencoba untuk mendefinisikan hubungan, dll" (1981, hal 124). Newman menunjukan bahwa interpretasi metakomunikasi seseorang dapat berbeda dari interpretasimetakomunikasi yang dimaksudkan oleh orang lain. Newman menyarankan, "Pengetahuan tentang implisit membuat atribusi, atau menafsirkan metakomunikasi, mungkin akan membantu dalam memprediksi respon interpersonal berikutnya". "Sampai sejauh mana metakomunikasidengan sengaja benar-benar terjadi, dan benar-benar memfasilitasi perubahan relasional, sehingga hal ini merupakan suatu subjek yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut" (1981, hal 125 & 129).

Keterampilan berkomunikasi merupakan hal penting untuk pengembangan hubungan profesional dan pribadi. Hubungan mulai tumbuh melalui komunikasi, kualitas komunikasi mempengaruhi kualitas hubungan.Keterampilan berkomunikasi secara efektif sangatlah penting. Tanpa adanya hal tersebut dapat menjadikan suatu keterbatasanbagi seseorang dalam semua peran kehidupan sosial seperti profesional, pemimpin, manajer, teman, orang tua, dll. Sepertihalnya dalam semuaaktivitas komunikasi, metakomunikasi pun dapat digunakan baik secara efektif maupun tidak, penggunaan secara efektif akan sangat signifikan membantu dalam mengembangkan relasi, dimana Anda dapat menganalisis pola berbicara dan berbagai cara berkomunikasi lainnya antara Anda dan rekan Anda atau manajemen dan pekerja, katakanlah diantara pihak yang saling berhubungan satu sama lain.

Komunikasi yang baik diperlukan bagi individu atau organisasi individual dalam membentuk koalisi, bekerjasama dengan satu sama lain, menentukan tujuan bersama dan mengkoordinasikan segala upaya-upaya yang dilakukan. Langkah pertama dalam pengembangan keterampilan ini adalah memahami apa komunikasi itu, kemudian bagaimana cara kita berkomunikasi dan metode yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini sangat penting diketahui bagi kita yang bekerjadalamorganisasi. (Beckham, & King, 2008).

Referensi

Beckham, K.& King, J. (2008). Ohio State University Fact Sheet CDFS-6, Communication in Coalitions, available from http://ohioline.osu.edu/bc-fact/0006.html retrieved March 3, 2009.




Dainton, M. (2000). Maintenance behaviors, expectations for maintenance, and satisfaction: Linking comparison levels to relational maintenance strategies. Journal of Social and Personal Relationships, 17, 827–842.

DeVito, J. (2000). Human communication. New York: Longman.

DeVito, J. (2001). The interpersonal communication book (9th ed.). New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Dindia, K., & Baxter, L. (1987). Strategies for maintaining and repairing marital relationships. Journal of Social and Personal Relationships, 4, 143–158.

Newman, H. (1981). Interpretation and explanation: Influences on communicative exchanges within intimate relationships. Communication Quarterly, 29, 123–131.

Patch, M. (1995). The effect of asymmetrical use of metacommunicative behavior on judgments of power. Journal of Social Psychology, 135, 747–754.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun