Mohon tunggu...
Teuku Juliansyah
Teuku Juliansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ordinary man with extraordinary dream

Ordinary man with extraordinary dream

Selanjutnya

Tutup

Money

Belanja Produk Teman di Tengah Pandemi

2 Oktober 2020   16:51 Diperbarui: 2 Oktober 2020   17:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Yang pasti, belakangan ini, gue liat dan ngeh kalau banyak temen-temen yang mulai jualan makanan dari rumah. Mungkin karena pandemic atau surviving atau hanya hobby, tapi yang pasti gue setuju banget atas hal ini, karena tiap rumah itu punya resep jagoan yang beda-beda dan belum tentu ada di tempat lain, on the other side, kalau kapasitas produksi masih terbatas, ga perlu khawatir, gimana pun juga barang yang limited edition adalah yang kualitas dan harganya paling manteb. 

That’s how I see the home industry, at least, from my point of view. Jadi kalau emang tujuannya survive, kenapa ga kita balikin lagi untuk #UsahaDariRumahAja which is the smallest scope of economy, simplenya, ya balik lagi ke rumah masing-masing. Selama masih ada semangatnya, produk yang berkualitas dengan harga yang baik, somehow gue punya keyakinan bahwa setiap rumah bisa menghasilkan.

Tapi, to make it work, ada penjual harus ada pembeli, di sinilah customer berperan penting untuk berkontribusi terhadap hidup orang lain (secara langsung maupun tidak langsung). Saat seorang customer membeli produk makanan rumahan, as I explained earlier, tanpa dia sadari, dia sudah membantu orang lain. 

So, masa sih bisa spending banyak untuk brand-brand atau trend di luar sana tapi untuk makanan, apalagi yang memberikan impact social (bantu temen gue sendiri), gue harus complain soal harga? Bukan berarti juga temen gue akan ngasih harga gila-gilaan, tapi yang pasti, ada harga ada rupa dan rasa. If you realized this, then your soul shall be content. Gimanapun juga di dalam kitab suci agama manapun, bunyinya sama, dimana kita harus saling tolong-menolong dan membantu satu sama lain, dan kita mulai dari lingkungan terkecil yang ada dulu.

Mungkin outcome dari tulisan di siang bolong ini adalah sebagai self-reminder gue, to be a wiser customer dengan melihat sekeliling gue, muluknya lagi adalah coba untuk bisa memberikan kontribusi semaksimal yang gue mampu untuk lingkungan gue, dan mudah-mudahan ada orang-orang di luar sana yang baca ini dan bilang “yeah I like the idea or yeah I can do that” alias bisa mendukung sebuah pemikiran ini.

Anyway, gue bisa declare bahwa gue #dukungusaharumahan, gue dukung #usahadarirumahaja, gue #banggaproduklokal dan definitely gue akan #beliprodukteman. #YukMajuBareng dan mudah-mudahan kalau banyak yang mendukung dan bergerak bersama maka dampak resesi tersebut minim atau mungkin tidak terasa sama sekali. Amiiiinnn.

Best,

Dj_Udju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun