Mohon tunggu...
Josua Sibarani
Josua Sibarani Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar

Pembaca, Pembelajar, Mencoba Menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksin Nusantara, Layu sebelum Berkembang ?

13 Maret 2021   03:45 Diperbarui: 24 Maret 2021   18:30 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Vaksin Nusantara, vaksin buatan anak bangsa. Penelitiannya dihentikan sementara. Apakah Vaksin Nusantara, Layu sebelum Berkembang ? Semoga tidak.

Berdasarkan dokumen hasil pemeriksaan tim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan berbagai kejanggalan penelitian Vaksin Nusantara. Pertama, tidak ada validasi dan standardisasi terhadap metode pengujian. Kedua, hasil penelitian berbeda-beda, dengan alat ukur yang tak sama. Ketiga, produk vaksin tidak dibuat dalam kondisi steril. Keempat, antigen yang digunakan dalam penelitian tidak terjamin steril dan hanya boleh digunakan untuk riset laboratorium, bukan untuk manusia. Maka, BPOM menyatakan hasil penelitian tidak dapat diterima validitasnya.

Dokumen juga menyatakan bahwa tak ada satupun peneliti dari Indonesia yang bisa menjawab pertanyaan dalam pertemuan dengan Komisi Nasional Penilai Obat pada 16 Maret 2021. Semua pertanyaan dijawab oleh peneliti asing dari Aivita Biomedica Inc. Selain itu, dokumen menyebutkan bahwa uji klinis terhadap subyek warga negara Indonesia dilakukan oleh peneliti asing yang tidak dapat menunjukkan izin penelitian. Bahkan, semua komponen utama pembuatan vaksin Nusantara diimpor dari Amerika Serikat (Tempo, 23 Maret 2021).

Vaksin Nusantara ini mulai dikembangkan sejak Desember 2020. Uji klinis fase I vaksin ini telah selesai pada akhir Januari 2021. BPOM telah menyelesaikan review uji klinis I vaksin ini.

Vaksin Nusantara merupakan Vaksin Covid-19 berbasis sel dendritik autolog. Sel dendritik autolog sebagai komponen dari sel darah putih. Lalu dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2. Lahirlah imunitas. Maka, sel dendritik yang telah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2. Menjadi anti virus Covid-19.

Penelitian Vaksin Nusantara dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes, tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), RSUP Kariadi Semarang dan bekerja sama dengan AIVITA Biomedical, Amerika Serikat dalam penyediaan reagen. Eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebagai Ketua Tim Pengembang Vaksin Nusantara.

"Saat ini vaksin yang tengah dikembangkan di Tanah Air adalah Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara yang terus harus kita dukung. Tapi, untuk menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, mereka juga harus mengikuti kaidah-kaidah scientific, kaidah-kaidah keilmuan," kata Jokowi dalam keterangan pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (12/3/2021)

Kelebihan Vaksin Nusantara.

Pertama, aman karena memakai darah sendiri dan memicu tubuh sendiri untuk menimbulkan kekebalan. Kedua, vaksinnya awet di dalam tubuh. Ketiga, sel dendritik bersifat personal karena baru diproses setelah diambil dari masing-masing orang yang akan divaksin. Maka, dapat mencegah stok sisa dan terbuang. Keempat, pengelolaan vaksin cukup di suhu ruangan sehingga efisien dalam biaya penyimpanan dan pengiriman. Jika dibanding vaksin lain yang biaya penyimpanan dan pengirimannya mahal sekali. Kelima, harganya juga murah diperkirakan sekitar 10 USD atau di bawah Rp 200.000 (Kompas, 17/2/2021). Keenam, vaksin ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang mengalami autoimun, komorbid berat, ataupun terkendala dengan vaksin yang lain (Kompas, 10/3/2021).

Saat ini, Vaksin Nusantara telah memasuki tahapan uji klinis fase II sejak Februari 2021. Namun, BPOM terkesan mempersulit Vaksin Nusantara untuk memberikan ijin Uji Klinis Fase II, kata Wakil Ketua Komisi IX Emanuel Melkiades Laka Lena (Tribunnews, 11/03/2021).

Inovasi menjadi sebuah kunci dari kemajuan sebuah negara. Karena itu, kita harus bahu-membahu untuk mendukung dan melahirkan terobosan Vaksin Nusantara, made in Indonesia. Akhirnya, Indonesia berhasil membangun kemandirian vaksin Covid-19. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun