Belakangan ini,
marak terdengar kalo ada seorang pria yang bernama Olga Syahputra, sedang menjadi bulan2an sebagian masyarakat karena tingkah dan guyonannya yang kerap tidak lucu (?), dan cenderung menyerang fisik seseorang (seperti kekurangan atau kejelekannya, entah itu warna kulit, gigi yang kurang rapi, atau apapun itu yang secara kasat mata kurang mengandung estetika)..
Hmm..
Courtesy of : zimg.com
alhasil saya pun merenung..
di tengah guyuran air yang sangat deras..
di bawah cahaya lampu yang temaram..
(tenang-tenang, saya gk lg ujan2an di taman kota koq...
sebenarnya itu karena saya merenung pas lagi mandi.. hehe..)
"Koq bisa ya, si Olga melakukan itu? Apakah tidak terbayang ya, kalo suatu saat nanti dia yang diperlakukan begitu sama orang lain? Misalnya, dikatain bencong, banci, karena kelakuannya yang kemayu seperti wanita? Pasti kan sakit hati kalo dikatain seperti itu, terlebih kalo dia sebenarnya kemayu bukan karena dibuat-buat tapi karena memang dari gen-nya sudah begitu." Tidak ada satu orang pun yang ingin terlahir dengan ketidaksempurnaan, maka jangan pula kita menambah penderitaan mereka dengan "menyerang" ketidaksempurnaan itu, Coba kita telaah lagi, memangnya waktu kita dikandung oleh Bunda kita, apa mungkin kita bisa minta, "Aku pengen kaya bret pit (baca: Brad Pitt)," atau paling tidak, "Aku pengen gigiku rapi." ? Jawabnya: TIDAK MUNGKIN, bukan? Maka dari itu, apakah boleh kita mengejek dan menjelek-jelekkan apa yang sudah Tuhan anugerahkan kepada orang yang kita ejek tersebut? Saya kira tidak, karena dengan demikian kita secara tidak langsung turut menjelek-jelekkan Tuhan, (baca: menghujat Tuhan), sepakat tidak? Lantas, saya pun jadi tersenyum simpul ketika secara tiba-tiba terbersit dalam pikiran saya, "Apakah jangan-jangan Olga ini tertular virus politik SARA yang sedang marak didengung-dengungkan oleh sebagian pihak yang terlibat dalam proses pilkada DKI Jakarta 2012 ini? Ataukah sebaliknya, Olga-lah yang menularkan virus ini kepada pihak-pihak tersebut?" Dari yang menggunakan isu anak Betawi asli (la dalah..kaya si Doel aje niee yee..), sampe yang mengatakan si Cina (padahal orang Indonesia asli, tiap hari makan beras yang ditanam di bumi pertiwi, bernapas juga dengan menghirup udara nusantara, bukan impor dari Cina) Aduh..aduh.. Gusti.. Tega banget ya..? Emang waktu lahir kita boleh pilih mau jadi orang dari suku mana? Ras apa? Menurut saya, itu dosanya paling sedikit sama 3 pihak lho: 1. Sama Tuhan Penciptanya 2. Sama Bundanya yang telah susah payah mengandung dan melahirkannya (surga di telapak kaki ibu lho katanya) 3. Sama Orang yang Bersangkutan Terus ada juga yang mengatakan, pilihlah yang seiman.. jangan mau pilih yang tidak seiman, karena yang tidak seiman ............ (silakan isi sendiri titik di samping) Nah lho, koq sekarang pakai bawa-bawa iman? Coba kita pikir-pikir lagi ya secara logis.. Mengapa Tuhan menciptakan berbagai macam agama, berbagai macam suku dan ras, berbagai macam perbedaan di antara kita? Kalau salah satunya adalah yang terbaik, mengapa Beliau tidak menghendaki hanya satu itu saja yang diaplikasikan ke seluruh penjuru dunia? Bukankah Tuhan Mahakuasa? Jawabannya mungkin akan berbeda-beda sesuai akal dan hati nurani kita, tapi menurut saya mungkin karena Tuhan ingin kita saling melengkapi, bukan saling bertengkar apalagi sampai bacok2an.. Tuhan Mahabaik (menurut saya lho ya), karena itu segala firman yang disampaikanNya, pasti bukan untuk mengundang kebencian di antara kita manusia, yang disebut citraNya. Segala kebencian yang terjadi di antara kita, mungkin karena kita kurang sempurna memaknai apa yang difirmankanNya kepada kita, dalam hal ini, kita manusia pun tidak sepenuhnya salah, karena memang kesempurnaan hanya milikNya, bukan? Oleh karena itu, mari kita gunakan akal dan juga hati nurani (dua2nya) dalam menentukan pilihan, Jangan hanya menggunakan akal, karena kita sebagai manusia mempunyai akal yang terbatas, dan diberi hati nurani sebagai alat komunikasi denganNya. Jangan hanya menggunakan hati nurani, karena kita pun dianugerahi akal olehNya untuk berpikir dengan logis dalam menentukan pilihan. Sekian dan terima kasih.. Salam Cuy...! Please also see: Ketika Olimpiade dikalahkan Sinetron Drama Korea Menjangkiti Pemain Ganda Putri Indonesia My channel Guru Besar dan Panutan: Stefanus Toni A.k.a Tante Paku Muhammad Armand Nugroho Widiyanto Taryadi Sum Katedrarajawen Miftakhul Ulum