Di Tanah Batak, masyarakatnya sudah terbiasa meggunakan bahasa Indonesia, apa lagi yang hidup di perkotaan.Hal itu disebabkan karena pada umumnya masyarakat pada umumnya sudah menggunakan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari.
Bahkan ketika sesame orang Batak pun sudah berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.Hal ini akan menimbulkan masalah dalam pemertahanan bahasa.Sikap generasi muda saat ini sangat menentukan keberlangsungan bahasa daerah ini.Bahasa batak akan punah apa bila penutur bahasa daerah itu sendiri habis.
Akhir-akhr ini Generasi muda Batak mengabaikan pemakaian bahasa Batak dalam komunikasinya sendiri maupun dalam lingkup pergaulannya.Mereka lebih memilih memakai bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, walaupun masih sangat jelas logat bahasa daerahnya namun kosakata yang digunakan adalah kosa kata bahasa Indonesia.
Bagaimana jika kaum muda yang kurang mampu dan bahkan tidak mampu berbahasa Batak ini mempunyai keturunan?Sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak akan menggunakan bahasa Batak kepada generasi berikutnya kepada generasi yang dilahirkannya.Mereka pasti akan menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan yang lebih buruk mereka akan menggunakan bahasa Betawi atau Jawa misalnya jika mereka kelak tinggal di pulau Jawa
Sikap generasi muda Batak terhadap bahasa Batak tentu tidak terlepas dari peran orang tua di lingkungan keluarga maupun tempat tinggal.Jika orang tua senantiasa menggunakan bahasa Batak saat sedang berkomunikasi dengan anak-anaknya, maka si anak akan memahami dan mampu berbahasa Batak.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman di masa sekarang yang terjadi justru sebaliknya.Dimana orang tua sudah menggunakan bahasa Indonesia pada saat berkomunikasi dengan anaknya di lingkungan keluarga maupun tempat ia tinggal.
Dalam upaya mengantisipasi punahnya bahasa Batak, perlu tumbuh kesadaran akan pentingnya mempertahankan keberadaan bahasa daerah tersebut sebagai alat komunikasi antar individu dan sebagai lambang identitas daerah.Dan yang paling pentinglagi, tindakan nyata dari masyarakat Batak untuk senantiasa mempelajari bahasa Batak tersebut dalam setiap kesempatan
Dalam ruang lingkup agama, masih banyak gereja yang secara tidak langsung berupaya mempertahankan bahasa dari daerah tersebut misalnya saja, HKBP, GKPS, GBKP dan lain sebagainya.Seperti halnya gereja Huria Kristen Batak Protestan(HKBP) yang sampai saat ini menjalankan ibadahnya menggunakan bahasa Batak Toba.Mulai dari nyanyian, tata ibadah, Khotbah Bahkan kitab suci yang disajikan menggunakan bahasa Batak Toba.
Secara tidak langsung para jemaat dari gereja tersebut sedang bersama-sama menjaga kelestarian dari bahasa Batak tersebut.Karena hal itu para kaum muda Batak tidak lagi merasa bahwa fungsi dan kedudukan bahasa Batak itu lebih rendah dari bahasa lainnya karena ruang lingkup pemakainya sudah lebih luas.Dalam lingkungan keluarga dan masyarakat pun bahasa Batak akan lebih sering digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H