Mohon tunggu...
Djonny Sahat
Djonny Sahat Mohon Tunggu... -

Praktisi dan pengamat teknologi dan lain lain. S2 University of Auckland djonnyss@gmail.com Special Interest: Phylosopy desain, desain aura

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendapat Saya Mengenai Pembelian Sukhoi 35

22 November 2015   19:33 Diperbarui: 22 November 2015   19:44 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ok mengenai Alutsista kita sama sma sudah mengetahui bahwa banyak persyaratan ini itu. Belum lagi bicara beli barang KW 2 alias sudah dimacem macemi dan barang cacat desain (yang terakhir biasanya ahli desain dan aura seperti saya yg tahu). Ingat ketika jumatfebruari 2009 kasus insiden “kerusakan elektronik” Sukhoi 30 TNI AU. Baiklah tanpa bermaksud meneruskanberita berita aneh tentang urusan pembelian jet fighter, penulis berkendak sedikit mengupas tentang pembelian fighter Sukhoi 35 yang terkenal dengan pesawat siluman.

Memang dari segi desain sukhoi 35 lebih eksotis dari pendahulunya yaitu sukhoi 27 dan sukhoi 30 terutama di bagian moncongnya. Bentuk inilah yang saya sinyalir membuatnya seperti peswat siluman. Bagian yang sama(moncong) itu ditarik seperti bentuk standar pada versi 47. Sekilas ini terlihat samar bagi pembeli pembeli yang amatir. Hati hati pesawat siluman ini bisa senjata makan tuan jila pemiliknya tidak bisa menguasainya. Salah satu upaya desilumanisasi desain adalah terlihat digambar ini. Entah disengaja atau tidak SU35 DAN 47 diterbang dengan formasi begini, yang pasti ada ceritanya dan dari desain aura sayab bisa menebak bahwa ini berkaitan dengan penciptaan SU 47

Jadi saya saran kan pada TNI AU dalam satu squadron campur SU 35 dan 47 dengan perbandingan 2:1, jadi tiap 2 SU35 ADA 1 SU 47. Kalau tidak mau lebih baik cari pesawat lain.

Untuk lebih jelasnya bisa saya terangkan dikemudian hari, semoga bermanfaat bagi bangssa dan Negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun