Mencapai net zero emission (NZE) sangat penting untuk mitigasi perubahan iklim. Dengan demikian, kita dapat secara signifikan mengurangi pemicu pemanasan global dan mampu membatasi kenaikan suhu hingga jauh di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, seperti yang disepakati dalam Perjanjian Paris.
Oleh sebab itu, target NZE pada tahun 2060, mau tidak mau, mesti mampu kita wujudkan. Bukan hanya penting untuk mitigasi dampak perubahan iklim, pencapaan target tersebut penting pula bagi perlindungan ekosistem, peningkatan kesehatan masyarakat, stabilitas ekonomi, promosi keadilan global, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Gagal mewujudkan NZE pada tahun 2060 sudah pasti bakal melahirkan konsekuensi yang serius bagi ekosistem, kesehatan manusia, ekonomi, stabilitas sosial, dan kerbelanjutan masa depan Bumi kita.
Untuk bisa mewujudkan NZE pada tahun 2060, kolaborasi lintas sektor menjadi krusial. Dukungan kolaborasi lintas sektoral, seperti yang ditunjukkan salah satunya oleh Oxfam, dalam menyediakan sumber daya, advokasi kebijakan, dan pemberdayaan komunitas, termasuk kalangan ibu rumah tangga, turut berperan dalam mendorong praktik konsumsi dan perilaku rumah tangga yang lebih ramah lingkungan. Dengan begitu, diharapkan bahwa setiap individu, termasuk ibu rumah tangga, dapat berperan aktif dalam mempercepat perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kontribusi ibu rumahtangga
Harus kita akui peran kaum perempuan, khususnya ibu rumah tangga, dalam upaya mencapai NZE tak boleh dipandang remeh. Sebagai manajer utama rumah tangga, ibu rumah tangga memiliki peran krusial dalam turut mengurangi jejak karbon keluarga dengan, misalnya, memilih produk-produk yang ramah lingkungan, mengurangi limbah, dan mempraktikkan penghematan energi dan air di lingkungan rumah tangga mereka.
Menyangkut aspek edukasi, Â ibu rumah tangga dapat berperan dalam mendidik anggota keluarga tentang pentingnya aksi-aksi iklim, termasuk membagikan informasi tentang cara mengurangi konsumsi energi, memilih opsi transportasi yang lebih ramah lingkungan, dan mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Terkait dengan  lingkungan perkotaan, ibu rumah tangga dapat terlibat dalam praktik pertanian perkotaan (urban agriculture),  seperti mengelola kebun vertikal atau kompos organik, yang dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Ibu rumah tangga juga dapat memutuskan memilih untuk membeli produk-produk makanan lokal dan musiman yang lebih berkelanjutan, sehingga meminimalkan pemborosan makanan, dan mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan.
Dengan bergabung dengan komunitas lokal, dan di-support oleh organisasi seperti Oxfam -- Â yang memegang peran penting dalam memperjuangkan keadilan sosial dan ekologis seiring dengan transformasi menuju ekonomi rendah karbon dan transisi energi adil -- ibu rumah tangga bisa ikut memobilisasi dukungan untuk inisiatif lingkungan, seperti program daur ulang, penanaman pohon, atau program-program kampanye kesadaran lingkungan.