Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ical yang Ambisius Golkar yang Amblas

30 November 2014   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aburizal Bakrie atau Ical atau ARB adalah pemilik Bakrie Group,  sebuah group perusahaan nasional yang sudah terkenal sejak lama. Group perusahaan ini memiliki perusahaan properti, telekomunikasi, pertambangan, asuransi, jalan tol dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa Bakrie Group adalah salah satu konglomerasi Indonesia yang sudah established. Ical juga pernah tercatat sebagai salah seorang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes pada beberapa tahun yang lalu.

Berita negatif mengenai Bakrie Group juga tak kalah menonjolnya. Pernah diberitakan tentang adanya manipulasi pajak besar-besaran yang dilakukan oleh salah satu perusahaan group ini, tetapi kasusnya lalu tenggelam atau ditenggelamkan. Tetapi yang paling menghebohkan adalah kasus lumpur Lapindo yang hingga saat ini belum tuntas juga. Penduduk Sidoarjo masih menuntut ganti rugi yang belum dibayar, konon, dalam jumlah ratusan milyar, sejak beberapa tahuin yang lalu. Orang awam masih menganggap bahwa Bakrie Group harus bertanggungjawab secara moral dan finansial. Betapapun Ical membantah, orang menganggap Bakrie Group identik dengan Ical.

Terlepas dari masalah yang membelit group perusahaan ini, Ical juga berkiprah dalam bidang politik. Ia adalah ketua umum Golkar periode 2009-2014. Dalam bidang politik pun tampaknya Ical tidak sukses. Perolehan suara Golkar dalam pemilu legislatif hanya 14,75 % jauh dibawah target yang dicanangkannya sebesar 30 %. Walaupun demikian, Ical masih berambisi untuk menjadi presiden. Dalam pemilu presiden, Juli 2014, Ical mencalonkan diri .

Sialnya, pencalonan dirinya untuk maju sebagai calon presiden pun tak memperoleh pasaran. Ia gagal bagaikan bunga yang layu sebelum berkembang. Bahkan, untuk dicalonkan sebagai wakil presiden pun masih tidak laku. Dan upaya terakhir untuk meraih ambisinya, ia pun bersekutu dengan Prabowo Subianto yang menjanjikannya jabatan menteri utama kalau Prabowo jadi presiden. Dan lagi-lagi nasib sial masih menggelayutinya, ternyata Prabowo gagal jadi presiden. Nasib politik Ical pun bagaikan layang-layang putus.

Pada saat ini sedang terjadi kemelut besar di kalangan internal Golkar. Dalam rangka pemilihan ketua umum baru, telah terjadi berbagai intrik dan konspirasi. Semula yang mencalonkan diri adalah Agung Laksono, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Hajriyanto Y. Thohari, Zainuddin Amari, dan Agus Gumiwang (Kompas 25/11/2014). Pada saat itu, tidak terdengar Ical akan mencalonkan diri kembali . Dan secara tiba-tiba kini Ical mencalonkan diri, mungkin setelah memiliki "amunisi" dan "gizi" yang cukup sehingga merasa yakin akan  memperoleh dukungan mayoritas dari DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dan DPC (Dewan Pimpinan Cabang). Ada isu bahwa "gizi" yang dibutuhkan minimal Rp 100 milyar. Rupanya layang-layang putus itu masih ingin mengadu nasib kembali. Rupanya kegagalan-kegagalan yang menderanya selama ini tidak membuat Ical kehilangan muka.

Sementara itu, tampaknya tuntutan dari angkatan muda Golkar semakin kuat. Pemecatan beberapa tokoh muda Golkar yang membangkang terhadap Ical, tidak menyurutkan langkah mereka. Musyawarah Nasional (Munas) yang semula diusulkan pada bulan Oktober 2014 telah  oleh para pesaingnya tidak disetujui oleh Ical karena mungkin ia merasa belum siap. Pada waktu itu Ical tetap ngotot agar Golkar melaksanakan Munas pada tahun 2015 sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, katanya.

Namun, sekarang justru Ical bergegas dan menginginkan agar Munas segera digelar di Bali pada akhir November 2014 ini juga dengan keyakinan bahwa ia dapat terpilih kembali. Keruan saja kelompok pesaingnya segera bertindak secaca diluar dugaan.Dibawah pimpinan Yorrys Raweyai, dengan mengerahkan puluhan pengikutnya telah mengacaukan dan menggagalkan rapat pleno pengurus Golkar yang sedang membahas persiapan Munas tersebut. Akibatnya, situasi pun makin tidak terkendali. Kelompok pendukung Ical pun tak mau kalah. Terjadilah bentrokan fisik yang tak terhindarkan. Wajah Golkar pun tercoreng. Wajah Ical pun ikut tercoreng. Seandainya, ia mampu memadamkan ambisinya, maka Golkar mungkin tidak amblas terlampau dalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun