Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hary Tanoe, Mau Kemana?

20 Mei 2014   17:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hary Tanoesoedibjo atau biasa dikenal sebagai Hary Tanoe adalah salah seorang pengusaha nasional yang masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia. Menurut majalah Forbes kekayaannya tercatat sebesar US Dollar 1,19 miliar atau kira-kira Rp 13 triliun. Hary adalah pemilik Bhakti Investama,  MNC Group, RCTI, Global TV, Indovision dan lain-lain.

Secara mengejutkan pada bulan Desember 2011 ia terjun kedalam kancah politik. Ia bergabung dengan Nasdem (Nasional Demokrat) dengan menyatakan bahwa visi dan missi Nasdem cocok dengan hati nuraninya yang ingin menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk nusa dan bangsa. Hary memperoleh jabatan Ketua Dewan Pakar dan Wakil Ketua Majelis Nasional Nasdem yang telah berubah menjadi partai politik. Ada yang menyindir bahwa berkat dana yang disumbangkannyalah maka Partai Nasdem bisa memenuhi syarat sebagai partai politik (parpol).

Ketika sang pelopor dan pendiri Nasdem, Surya Paloh, ingin menjadi ketua umum, ia menyatakan mundur dari Nasdem pada bulan Januari 2013. Rupanya posisi ini pun diincarnya juga. Karena diduga tidak mungkin akan dapat mengalahkan Surya Paloh, maka ia mengundurkan diri. Rupanya visi dan missi Nasdem sudah tidak sesuai lagi dengan ambisinya.

Eh, sebulan kemudian, Februari 2013, Hary menyatakan akan bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Alasannya adalah karena ia kenal baik dengan Wiranto, pendiri dan ketua umum Hanura. Sebagai imbalannya ia memperoleh jabatan Ketua Dewan Pertimbangan dan langsung sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Wiranto.  Tak pelak lagi ia harus menggelontorkan dana kampanye yang besar untuk menghadapi pemilu legislatif 9 April 2014 yang lalu.

Dan ternyata hasilnya sangat mengecewakan. Hanura hanya memperoleh  5,26 % suara, sangat jauh untuk dapat mencalonkannya jadi cawapres. Hanura harus berkoalisi dengan parpol lain. Secara otomatis dengan perolehan suara sebesar 5,26 % ambisinya sudah terkubur habis. Namun ia tidak berputus asa. Masih ada yang lain, yang dapat dijadikan cantolan, Gerindra.

Muncullah isu bahwa Hary kemudian akan bergabung dengan Gerindra. Konon alasannya adalah karena Prabowo adalah seorang pengusaha sehingga akan cocok kalau ia bergabung dengan Prabowo karena  memiliki paradigma yang sama. Dan kita tahu bahwa Hanura berada di seberang sana, bergabubg dengan rival utama Prabowo. Keruan saja Wiranto gusar tetapi tidak berdaya karena yang punya uang adalah Hary Tanoe. Lalu setelah ini, Hary mau kemana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun