Begitu disetujui sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution langsung melakukan gebrakan yang mengejutkan. Sebuah gebrakan yang membuat masyarakat heboh. BI ingin melakukan redominasi rupiah karena angka nominal rupiah dianggap terlampau besar. Tetapi tanggapan dari masyarakat diluar dugaan. Harian Warta Kota tanggal 3/8/2010 menanggapinya dengan menurunkan headlines yang menggegerkan " Rupiah Akan Dipotong" dari Rp 1.000,- menjadi Rp 1,-.
Ternyata kemudian semuanya baru wacana. Walaupun sudah dilakukan riset bertahun-tahun, namun keputusan akhir belum dilaksanakan. Wakil Presiden sendiri menyatakan bahwa wacana redenominasi itu belum dibicarakan dengan pemerintah, sehingga perlu waktu untuk merealisasikannya.
Terlepas dari itu semua, yang patut disesalkan adalah kesemberonoan seorang Gubernur BI dalam melakukan sebuah langkah yang dianggap sangat baik dan praktis tetapi terlanjur membuat masyarakat terkaget-kaget. Masyarakat kita belum terbiasa menghadapi sesuatu yang kurang dipahaminya secara baik dan benar. Perlu waktu untuk edukasi dan sosialisasi.
Pelajaran yang dapat ditarik adalah sekali-kali janganlah membust sebuah kebijakan yang langsung disodorkan ke hadapan publik tanpa memikirkan akibatnya, Contoh yang mengerikan adalah kebijakan konversi minyak tanah ke gas elpiji yang membuat rakyat sebagai kelinci percobaan tanpa melakukan sosialisasi massal yang memadai serta persiapan teknis yang matang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H