sambil mengacungkan tangan, menyeringai
"kembalikan nafas kami, kembalikan roh kami !"
tetapi hanya semilir angin yang berdesah
semuanya sudah disembunyikan oleh sang politikus
lalu siapa yang peduli terhadap kejujuran
sebab apalah arti dibalik reruntuhan nurani
yang sayup-sayup merintih tidak berdaya
dalam genggaman kuat angkara murka
sementara keadilan hanya bisa meronta-ronta
setelah segalanya muncul bertautan
sampailah kepada mahkota berduri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!