Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi : Suara Apakah Itu ?

27 Desember 2017   15:54 Diperbarui: 18 Mei 2018   08:28 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

namun gelisah tetap saja tak bisa ditutupi

Lalu gemericik air di puncak bukit

hanya mengalir setitik demi setitik

sebab sumber utamanya makin kering

sebab tanahnya sudah makin kurus

Gemerlap lampu kota yang berbinar-binar

menusuk hati dan telinga anak-anaknya

sebab masih banyak yang terlantar di pinggir jalan

tanpa suara tanpa baju tanpa makanan

Tak ada yang berani mengacungkan tangan

padahal sudah banyak yang kebablasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun