Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat Makin Panik

21 Februari 2012   09:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungguh merupakan hal yang sangat tragis bahwa ada seorang kader Partai Demokrat (PD) yang menganjurkan untuk memboikot media massa. Sementara itu, sang bos besar PD, SBY, bahkan mengundang para wartawan ke istana untuk mengikuti konferensi pers yang "diatur". Sebelumnya lagi, ada "orang dalam" istana, Dipo Alam, yang mengimbau para pejabat untuk memboikot media massa yang menjelek-jelekkan SBY. Dan ternyata boikot tersebut telah berlalu begitu saja. Gagal total.

Kesimparsiuran kebijakan seperti ini telah menunjukkan bahwa PD dalam keadaan yang sangat panik. Tampaknya walaupun telah diupayakan semaksimal mungkin untuk menimbulkan kesan PD tetap solid, sekarang sudah tak ketolongan lagi. Tugas TB Silalahi sebagai Ketua komisi Pengawasan dan Wakil Sekretaris Dewan Kehormatan PD semakin berat. Dia tak mungkin mampu mengawasi perilaku kader-kader PD yang sedang "kepanasan".

Mungkin bakal ada puluhan kader PD yang akan dipecat, jika TB Silalahi memiliki power yang betul-betul efektif. Dan dapat dipastikan akan timbul perlawanan dari kader-kader yang terkena sanksi pemecatan. Bisa-bisa TB Silalahi akan pusing tujuh keliling. Bisa-bisa dia sendiri yang terguling.

Tak bisa disangkal, PD kelimpungan dalam menghadapi kemelut yang sedang melandanya. Kepanikan itu akan semakin menjadi-jadi jika SBY tidak segera mengambil tindakan tegas dan berani. Ia tidak boleh membiarkan kemelut ini berlarut-larut. Ia harus turun tangan sendiri. Ia tidak boleh mengandalkan TB Silalahi atau siapapun. Ia tidak bisa lagi memasang wajah manis penuh pesona. JUstru dalam keadaan kritis seperti inilah kepemimpinan SBY diuji.

Seharusnya SBY segera menonaktifkan Anas Urbaningrum, tanpa harus menunggu keputusan KPK. Ia juga harus memecat kader-kader yang sedang menghadapi masalah korupsi, walaupun bukti resmi belum diungkapkan. sebab apabila sampai diungkapkan di muka pengadilan maka citra PD akan semakin terpuruk.Sementara itu, waktu makin mendesak. Pemilu 2014 sudah didepan pintu. Dan ia pun akan siap-siap untuk meninggalkan istana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun