Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalan Pantura Jalan Sengsara

14 Juli 2010   23:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:51 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_194523" align="alignright" width="199" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas)"][/caption] Jalan raya pantura (pantai utara) Jawa Barat dan Jawa Tengah selalu tidak pernah beres menjelang Lebaran. Setiap tahun selalu mengalami nasib yang sama. Macet total selama 15 hari sebelum Lebaran tiba. Ironisnya, hal ini sudah menjadi acara rutin Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa jalan pantura siap menampung pemudik Lebaran pada H-15. Seperti yang dilaporkan oleh wartawan Kompas tanggal 14 Juli 2010 yang lalu, jalan raya pantura ternyata masih belum beres juga. Padahal, tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya selalu dinyatakan bahwa jalan pantura telah siap memperlancar arus lalulintas Lebaran. Tampaknya, kesiapan tahun lalu hanya sebatas tahun lalu saja, tidak berlanjut untuk kesiapan tahun berikutnya. Sungguh merupakan suatu kebijakan yang tambal sulam, yang terus menerus dilakukan sepanjang tahun, terus menerus dihabiskan anggaran untuk perbaikan jalan di pantura yang sama, yang itu-itu juga. Barangkali hal ini merupakan proyek tahunan sehingga menjadi obyek tahunan bagi para pejabat PU dan rezeki bagi para kontraktor. Sebenarnya kemacetan paling parah terjadi di gerbang tol Cikampek, karena kendaraan yang datang dari Jakarta mengalir deras sedangkan ketika akan menuju pantura jalannya tersumbat. Mungkin bila ada jalan layang yang menghubungkan antara gerbang tol Cikampek dengan jalan raya pantura bisa mengurangi kemacetan di Cikampek. Atau langsung tersambung dengan jalan tol Trans-Jawa, yang entah kapan baru terwujud. Ada yang menduga kemacetan dan kesengsaraan pemudik Lebaran sepanjang tahun ini sengaja dilakukan supaya pembuatan jalan tol Trans-Jawa segera direalisasi. Sampai saat ini tidak diketahui bagaimana perkembangan jalan tol ini. Juga tidak diketahui bagaimana realisasi investasi yang dibutuhkan dalam bidang infrastruktur yang katanya akan mencapai Rp 1.000 trilyun itu. Sementara itu, tarif tol Jakarta-Cikampek telah dinaikkan mulai tanggal 1 Juli 2010 yang lalu, dari Rp. 11.500,- menjadi Rp. 12.500,-. Kenaikan ini dilakukan menjelang Lebaran tiba, supaya pendapatan Jasa Marga meningkat secara drastis karena pengguna jalan tol dapat dipastikan akan membludak pada saat-saat tersebut. Kemacetan jalan pantura sebagai akibat dari jalan raya yang tidak pernah beres sepanjang tahun menjelang Lebaran merupakan acara rutin yang diterima dengan pasrah oleh para pemudik. Justru kalau tidak macet total, mungkin tidak terasa nikmatnya menghadapi hari Lebaran di kampung halamannya. Jadi, pada saat jalan tol Trans-Jawa selesai dibangun, maka kenikmatan dalam kesengsaraan menjelang Lebaran akan terhapus dengan sendirinya. Nostalgia mudik Lebaran hanya tinggal kisah masa lalu. Mungkin hal ini baru bisa terjadi setelah 10 tahun atau 20 tahun yang akan datang atau itu hanya sekedar mimpi di siang bolong saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun