Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puan Maharani Calon Wakil Presiden?

17 Maret 2014   16:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara dramatis ketua umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, mengumumkan calon presiden (capres}nya. Joko Widodo (Jokowi), kartu as PDI-P, akhirnya dikeluarkan juga setelah selama beberapa bulan disimpan dalam saku Megawati. Beberapa hasil survei telah menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi tak bisa ditandingi oleh capres lainnya. Namun, Megawati selalu bertahan tidak akan mengumumkan capresnya sebelum pemilu legiskatif tanggal 9 April 2014 nanti.

Rupanya Megawati luluh juga. Masalahnya kalau saat ini Megawati tidak mengumumkan Jokowi sebagao capres dari PDI-P, dapat dipastikan perolehan suara PDI-P akan kedodoran. Saat ini adalah momentum yang tidak patut untuk dilewatkan. Peluang emas ini tak akan datang dua kali. Sementara itu, Jokowi pun, yang saat ini masih menjabat gubernur DKI Jakarta, selalu berkilah bahwa ia akan membereskan Jakarta dulu sehingga ada kesan bahwa ia tidak peduli terhadap elektabilitasnya yang tinggi. Padahal, elektabilitas tinggi merupakan impian setiap capres.

Begitu Jokowi diumumkan sebagai capres, muncullah suara-suara sumbang yang mendiskreditkannya Ada yang bilang Jokowi mencla-mencle, ada yang mengatakan Jokowi tak becus mengurus Jakarta yang masih banjir dan macet, ada juga yang bilang Jokowi bukan siapa-siapa di PDI-P, ia hanyalah anak indekos disana, bahkan, ada yang bilang bahwa Jokowi didukung oleh konglomerat hitam, dan lain-lain dan lain-lain.

Suara-suara sumbang itu justru akan membuat Jokowi terkesan "teraniaya" sehingga menimbulkan simpati masyarakat luas. Justru Jokowi tampak acuh tak acuh terhadapo suara-suara negatif tersebut. Seandainya ia membalas dan membela diri dengan kata-kata keras, maka Jokowi akan ditinggalkan dan akan menuai antipati. Jika ingin sukses maka Jokowi harus mampu menahan diri terhadap gempuran peluru meriam yang lebih dahsyat nantinya.

Dan seandainya segala sesuatunya berjalan mulus sehingga PDI-P memperoleh suara diatas 40 %, maka dengan percaya diri PDI-P akan mencalonkan kadernya sendiri sebagai wakil presiden. Dan diantara calon yang paling potensial untuk posisi itu adalah Puan Maharani, sang putri mahkota Megawati. Posisi tersebut dianggap layak untuk diberikan kepada Megawati sebagai imbalan atas kesediaannya mencalonkan Jokowi serta kompensasi atas pengorbanan ambisi pribadinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun