Mungkin ada yang sudah pernah berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon dan bisa bercerita bagaimana kondisi jalan untuk menuju ke sana. Dari sumber: news.detik.com 29 Jul 2023, diberitakan bahwa jalan menuju ke TN Ujung Kulon terutama via jalur selatan masih rusak.
Akses Jalan Cimanggu ke taman nasional ini memiliki panjang kurang lebih 25 kilometer. Sebagian yang sudah dicor oleh pemerintah daerah hanya di Desa Cibadak, Tugu, dan Rancapinang. Bahkan warga bernama Kurtusi mengaku tidak pernah merasakan adanya pembangunan jalan sejak Indonesia merdeka. Terutama pada wilayah Rancecet-Cegog yang tidak ada sama sekali sejak Indonesia merdeka.
Warga pernah memprotes ke Pemkab Pandeglang dengan menjual jalan umum yang rusak tersebut di salah satu e-commerce hingga unggahannya viral. Menurut warga, pantai selatan yang berdekatan dengan Taman Nasional Ujung Kulon ini memiliki banyak potensi. Potensi yang utama adalah wisata pantai dan bumi perkemahan. Daerah ini belum banyak dijamah oleh penduduk luar.
Tidak hanya dikenal sebagai salah satu Situs Warisan Dunia dan rumah bagi Badak Jawa saja, Taman Nasional Ujung Kulon juga dikenal sebagai destinasi wisata yang mengembangkan sustainable tourism di Indonesia.
Sangat masuk akal, pasalnya di Taman Nasional Ujung Kulon tidak sekadar melestarikan alam dan Badak Jawa yang kian langka saja. Namun, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Berdasarkan sumber website kemenparekraf.go.id ada banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di Taman Nasional Ujung Kulon. Mulai dari snorkeling dan diving di Pulau Peucang, menikmati kekayaan alam di Kepulauan Handeuleum, atau bermain kano dan canoeing di Pulau Pamanggangan.
Sedangkan dari sumber indonesiabaik.id, Â Taman Nasional Ujung Kulon didirikan pada 26 Februari 1992 terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang menggabungkan perubahan fungsi beberapa cagar alam serta penunjukan perairan laut di sekitarnya.
Taman Nasional sendiri menurut Pasal 1 Undang-Undang No.5/1990 merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifat endemik maupun penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu menampung perkembangbiakan berbagai populasi satwa liar. Beberapa jenis satwa endemik penting dan merupakan jenis langka yang sangat perlu dilindungi adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).
Selain memiliki ciri khas flora dan fauna, Taman Nasional Ujung Kulon juga menyediakan sejumlah obyek wisata yang menarik dan eksotis yang sangat layak untuk dikunjungi seperti Pulau Peucang, Padang Penggembalaan Cidaon, Padang Penggembalaan Cibunar, Gua Sanghyangsirah, Pantai Selatan, Kepulauan Handeuleum, Pulau Panaitan, Sumber Air Panas Cibiuk, Habitat Owa Jawa Curug Cikacang.Â