Mohon tunggu...
Djiwenk
Djiwenk Mohon Tunggu... Administrasi - Tersesat di gurun

IG : bh_duy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadan, Pencuci Mobil dan Shalat Tarawih Berhadiah

12 Agustus 2012   20:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:53 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_206423" align="aligncenter" width="540" caption="foto dari jendela kamar saya dok. djiwenk"][/caption] Memasuki pertengahan bulan Ramadan ini saya harus berpindah tempat tinggal dari jantung kota Manama menuju sebuah kompleks yang rata-rata penghuninya adalah orang lokal 'arab' di sebuah daerah di pinggiran di Bahrain, Riffa nama daerahnya. Manama yang dikenal sebagai ibukota Bahrain adalah kota yang sesak dihuni oleh orang-orang dari berbagai penjuru dunia, sedangkan orang-orang lokal 'arab' lebih banyak tinggal di daerah-daerah lain diluar Manama. Berada di puasat kota Manama mungkin anda akan merasa berada di Mumbai karena yang kebanyakan orang-orang dari asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh dan Srilanka yang tentunya mirip-mirip susah untuk membedakannya kalau belum hafal. Seperti yang pernah saya ceritakan di tulisan yang terdahulu ( - ) benar sekali kalau ramadan kali ini musim panas dan kurma-kurma disini sebagian mulai matang  ketika ramadan tiba. Masjid-masjid disini biasanya menyediakan buka puasa gratis untuk orang-orang, menunya biasanya adalah nasi bukhori atau biryani ayam atau kambing dengan pelengkapnya adalah laban (semacam yoghurt tapi cair) dan kurma yang biasanya kurma-kurma segar yang matang dari pohonnya itu. Orang-orang yang datang untuk berbuka di masjid biasanya hanya pekerja-pekerja asing saja, orang-orang asli sini sepengetahuan saya tidak ada yang berbuka di di masjid bergabung dengan para pekerja-pekerja itu. Pekerja-pekerja yang biasa berbuka di masjid terdekat tempat tinggal saya kebanyakan adalah para pencuci mobil diarea perumahan ini. akhir-akhir ini saya sering kali mengamati mereka. umumnya mereka membawa sepeda tua yang seingat saya sepeda-sepeda itu ada di jamannya kakek-kakek saya dulu dikampung. dalam hati saya membatin " kok masih ada sepeda-sepeda seperti itu di tengah deretan mobil-mobil mewah itu, siapa yang membawa kesini?". dengan mengamati mereka itu terkadang terlintas dalam pikiran saya seolah-olah saya sedang berada di kampung dimasa kecil saya dulu ketika si mbah memakai sepedah tuanya dulu... Ouhh saya jadi kangen kampung halaman, kangen mendengar suara bedug ditabuh. [caption id="attachment_206424" align="aligncenter" width="557" caption="Seorang pencuci mobil sedang memanggil sang empunya rumah dok. djiwenk"]

13448009331625980295
13448009331625980295
[/caption] Dengan menaiki sepeda tua itu biasanya mereka membawa ember dan perlengkapan mencuci mobil lainnya berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lainnya untuk mencuci mobil, mereka itu kebanyakan orang-orang dari asia selatan juga. Seorang pencuci mobil bisa mencuci mobil untuk sepuluh orang dan penghasilan mereka dari setiap mobil yang di cuci itu bulannannya bisa mencapai 20 BD (Rp 500.000) dan seandainya mereka mendapatkan 10 orang saja tentu penghasilan mereka  sebulan tidak akan kurang dari 5  juta....bukan??? ouhhh itu angka yang tidak sedikit menurut saya.... harga dan seberapa banyak mereka mendapatkan mobil untuk di cuci itu berbeda-beda ada yang bisa mendapatkan lebih dari sepuluh dan ada juga yang kurang. bahkan ada juga yang punya pekerjaan lain atau mencuci mobil yang langsung dibayar ditempat lain, jadi penghasilan mereka bisa jadi juga lebih dari segitu. Sepulang shalat tarawih kemarin saya sempatkan berkeliling-keliling kompleks perumahan untuk melihat suasana sekeliling tempat tinggal baru saya, tetangga-tetangga saya adalah kebanyakan orang asli arab Bahrain yang rumahnya kotak-kotak khas bangunan arab dengan cat rumah yang warnanya abu-abu atau warna-warna yang tidak terlalu terang tipikel bangunan-bangunan arab. Pukul sepuluh malam banyak sekali orang-orang yang  baru keluar rumah untuk jalan-jalan keluar, diantara anak-anak arab ada yang berkeliling mengunakan motor gurun mereka ( saya kurang tau apa nama populernya motor itu) ada juga yang mengunakan skuter dan umumnya memang mobil yang biasa dipakai. Yang membuat saya heran adalah ternyata  perempuan-perempuan yang bercadar hitam-hitam itu kalau nyetir mobil juga ngak kalah ngebuttt...'ngepot... ngepot.... ampunn dahh...' dan  kalau ramadan begini disini biasanya kebanyakan orang-orang baru akan tidur setelah subuh nanti. Mall-mall juga tutup lebih lama sampai jam satu malam di negri tetangga Bahrain, Saudi Arabia sana palah banyak yang tutup pukul 2 pagi dini hari. Biasanya malam hari selama bulan ramadan seperti ini rame sekali apalagi kalau akhir pekan. tetapi disini banyak juga yang melakukan shalat malam di masjid-masjid, apalagi menjelang malam-malam terakhir biasanya masjid-masjid selalu rame. Nah dari tiga tempat yang pernah saya gunakan untuk shalat tarawih diBahrain ini ketiganya mempunyai hal-hal yang sangat berbeda. Tempat yang pertama adalah masjid didekat tempat tinggal saya dulu di Manama, ditempat itu biasanya kebanyakan yang shalat tarawih adalah orang-orang asia selatan karena disitu kebanyakan orang arab lokalnya adalah muslim syiah jadi orang lokalnya hanya beberapa gelintir saja biasanya. Sedangkan yang kedua adalah masjid Al Fateh atau masjid terbes dibahrain di masjid ini ada berbagai macam suku bangsa  yang menjadi jamaahnya. Meskipun di masjid Al Fateh itu shalatnya 11 rakat tapi lamanya tidak akan kalah dengan yang 23 rakaat karena bacaan ayat-ayatnya panjang-panjang dengan 2 (dua) imam yang bergantian dan saya sampe habis 2 botol air kadang heheehe(biasannya tersedia air dibotol-botol di masjid ketika shalat tarawih disini) Nah sedangkan di tempat baru saya sini lain lagi, kebanyakaan disini jamaahnya adalah orang lokal 'arab' sementara orang asing hanya beberapa saja. Kalau di Indonesia shalat tarawih biasanya dijadikan ajang untuk mencari gebetan sepertinya disini tidak akan terjadi cerita seperti itu karena perempuanya saja hanya bisa diitung dengan jari yang taraawih di masjid di kompleks saya itu, dan hal semacam itu tidak pernah saya dengar disini. Selain itu yang membuat saya heran adalah disetiap akhir tarawih biasanya ada pembagian hadiah. Sebelum hadiah dibagikan biasanya ada semacam pertanyaan-pertanyaan ringan seputar sejarah islam yang anak kecil saja bisanya juga bisa menjawab, tapi sayang itu dalam bahasa arab yang saya tidak mudeng ngomong apa hehhehehe....   Hadiahnya biasanya berupa barang-barang ringan seperti baju thob 'baju arab', piring, cangkir, baju biasa dan aneka hadiah lainnya setiap harinya. Karuan saja Masjid ini tetap saja rame meskipun pertengahan ramadan yang biasanya sudah mulai sepi orang tarawih, ternyata anak-anak itu giat tarawih karena pengen mendapat hadiah tersebut hehehhe idenya boleh juga si pengurus masjid itu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun