Mohon tunggu...
Jiebrut Sunardhi
Jiebrut Sunardhi Mohon Tunggu... profesional -

Seorang Bocah yg Mengidolakan Figur PapahNya. Seorang Bocah Prematur. Perempuan yg Terbiasa Menderita. Perempuan yg Terbiasa Menangis dalam hati. Pujiati Ramdiyani.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putri Pak Sunardhi...

30 April 2013   21:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:20 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sukabumi...


Di kota kecil inilah , pak Sunardhi hidup bersama anak semata wayangnya ,gadis kecil yang manis dan lucu.
Uji , nama gadis itu...setiap hari-harinya selalu di warnai oleh gelak tawa dari ayah dan anak tersebut..dimulai dari mengerjakan pekerjaan rumah , memasak yang terkadang rasanya tidak karuan ,ke bengkel untuk service mobil dan masih banyak lagi kegiatan lain nya.
Setiap pagi sebelum berangkat sekolah , uji selalu maminta bantuan sang papah untuk menguncir , mengikat , ataupun mengepang rambut keritingnya..namun , pak sunardhi selau berkata , 'papah gak bisa kuncir rambut uji , papah cuma bisa menyisirnya aja biar gak terlihat kusut'.
Aku pun hanya tertawa mendengarnya..berkali-kali rambut uji di sisirnya , walaupun sakit karena banyak rambut yang kusut , kemudian sebelum uji berangkat sekolah pak sunardhi selalu menitipkan sisir beserta ikat rambutnya kepada uji.
'uji..nih kamu bawa aja sisirnya sama ikat rambutnya , nanti minta tolong bu guru untuk kuncir rambut kamu yaa'  , uji pun bergegas pergi sekolah.
Dua puluh tahun kemudian uji termenung di hadapan foto kusam mendiang pak sunardhi , uji hanya dapat memandang foto itu sambil menerawang kenangan masa kecil dengan ayahnya...Meskipun raganya sudah tidak bersama namun kenangan dan cinta pak sunardhi akan selalu ada di hati.
"tenang disana pah..' Air mata uji pun jatuh tak tertahan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun