[caption caption="copyright by bowobagus'p"][/caption]/terinspirasi puisi/Kahlil Gibran:
Sore itu, ia hanya duduk-duduk, diam, dan menyelami hari-hari yang telah banyak berlalu. Tak banyak yang terungkap lewat mimik wajahnya yang imut. Satu hal yang mampu kutangkap lewat gerakan tubuhnya hanya sebuah kata: gelisah! Sebab berkali-kali batang-batang rokok filter dibakarnya dengan cepat lalu dihisap dalam-dalam, seakan-akan takkan ada kesempatan lagi untuk menikmati hal itu.
“Mau nambah kopinya?”
“Kkk... kopi?”
“Iya, kulihat cangkirmu sudah kosong...”
“Hemhh.. maaf, jam berapakah sekarang?”
“Jam delapan lebih duabelas menit. Kenapa? Kamu harus pergi?”
“Ha... ha... ha... ha...” tiba-tiba terdengar tawa keras dari seorang pengunjung, di meja sebelah, aku tersentak, menoleh sebentar, dan saat aku kembali ke posisi semula, sebatang rokok sudah terjepit manis diantara bibir bawah dan atasnya.
“Uhuk huk huk”
“Kamu mirip kereta api ya?”