Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Suddenly Chocolate!

6 November 2015   12:57 Diperbarui: 6 November 2015   14:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="copyright by bowobagus'p"][/caption]

judul: suddenly chocolate!

 

semalam ku bergeming lihat bebungaan mekar indah tak terkira

bening hehijauan daunnya jatuh meluruh buat gundah luar biasa

seperti jejak-jejak kecil yang mataku tak tahu gerangan apakah ia,

oh coklat,

krem gelap,

siapakah ia yang sedang perlahan mendekat?

 

 

"Hhh.."

"Satu lagi ya?"

"Sudah"

"Tapi..."

"Sudah"

"Tapi, tapi aku ingin sekali lagi..."

"TIDAK!"

 

***

 

Chocolate pukul satu pagi, mereka melihat dengan mata nanar tubuhku yang terhuyung kesana-kemari dihempas angin pagi. Empat orang pramusaji kafe melengos acuh lalu sedikit tertawa diam-diam, melihatku yang hampir jatuh saat turun di tangga keempat.

"Damn!" umpatku kesal sambil buru-buru mengambil kunci motor. Pagi ini aku merasa menjadi mahluk paling bodoh, lelaki tak berguna, looser sejati, sampah! Huuuhh selasar di depan mata terlihat seperti pojok sempit yang siap menghimpit tubuh kerempeng jadi dendeng, aku jatuh terduduk, inilah yang pertama.

"Kopi lagi mas?"

"Eh?"

"Kamu siapa?" seonggok bidadari tiba-tiba menjelma di depan mata, cantik rupany, jelita paras hatinya, aku terpana

"Ita mas, nama saya Ita, mau ya saya ambilkan secangkir Robusta Java?" balasnya lembut sambil memapah tubuhku yang terhuyung-huyung mendekati kursi dan meja.

"Kamu bidadari ya?" aku seperti sudah mati

"Nah duduk dulu ya mas?" Ia menyenderkan kepalaku di sofa empuk berwarna coklat tua, tempat favoritku sejak dulu di warung kopi itu.

...

semalam ku bergeming lihat bebungaan mekar indah tak terkira. Bening hehijauan daunnya jatuh meluruh buat gundah luar biasa. Seperti jejak-jejak kecil yang mataku tak tahu gerangan apakah ia, oh coklat, krem gelap, siapakah ia yang sesang perlahan mendekat?

...

Samar-samar terdengar lagi nyanyi sunyi tanpa arti yang mampu kumengerti, mataku mulai mudah untuk dibuka, bayangan keadaan sekitar mulai jelas, dan..

"Diminum dulu mas?"

"Ita?"

"Iya mas..."

Dan jatuhlah aku di ujung kakinya, seakan kain yang basah tak hendak kering pun melemah. Seribu kata maaf kubisikkan seperti rentetan sejata otomatis kepada monster ganas tak bertuan,

"Ampun, maaf, ampun..."

"Iya mas..."

"Aku janji tak akan menyentuh botol minuman itu lagi..."

"Iya mas nggak pa-pa..."

...

semalam ku bergeming lihat bebungaan mekar indah tak terkira

bening hehijauan daunnya jatuh meluruh buat gundah luar biasa

seperti jejak-jejak kecil yang mataku tak tahu gerangan apakah ia,

oh coklat,

krem gelap,

siapakah ia yang sedang perlahan mendekat?

...

 

 

jogja 6 11 2015

djeng sri 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun