"Diminum dulu mas?"
"Ita?"
"Iya mas..."
Dan jatuhlah aku di ujung kakinya, seakan kain yang basah tak hendak kering pun melemah. Seribu kata maaf kubisikkan seperti rentetan sejata otomatis kepada monster ganas tak bertuan,
"Ampun, maaf, ampun..."
"Iya mas..."
"Aku janji tak akan menyentuh botol minuman itu lagi..."
"Iya mas nggak pa-pa..."
...
semalam ku bergeming lihat bebungaan mekar indah tak terkira
bening hehijauan daunnya jatuh meluruh buat gundah luar biasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!