Mengawali vlog channel YouTube"Aryo Djendra" jalan2 pagi dengan kata2 pembuka pagi2 lagi ... Â Jalan2 lagi ... Sehat2 lagi dari kampung Nologaten kota Jogja belakang bangunan salah satu Mall favorit warga Jogja Plaza Ambarrukmo. Langsung melintas pasar tradisional Caturtunggal yang sering disebut pasar Gowok ada juga yang bilang pasar Nologaten yang penampakan nya tertutup badan besar Mall sebagai pasar moderen jika dari poros jalan besar Laksda Adisucipto. Seolah sebagai ibu yang mengayomi bagi Mall Plaza Ambarrukmo, dengan kesibukan pagi nya yang akan digantikan kesibukannya saat siang nanti diwaktu jam buka Mall.
Kantong2 parkir motor yang berjejer di barat Mall ditemani teman2 setia warung2 makan untuk para pekerja di dalamnya, aktivitas ekonomi yang terus berputar dan bising dari pagi hingga larut malam saat midnight show bioskop XXI Mall telah usai.Â
Menuju depan pintu masuk Plaza Ambarrukmo (yang lebih akrab dengan sebutan Amplaz) di bawah jembatan penyeberangan yang terkonsep mewah, menghubungkan seberang jalan langsung dengan Mall, pedestarian yang lebar di depan Mall dengan bangku taman, lampu taman unik dan hiasan pohon cemara natal tema bulan Desember ini, sembari melihat gagah dan eksklusifnya bangunan Mall berdiri anak tersayang ibu kandung pasar Nologaten, dengan tulisan besar Plaza Ambarrukmo.
Berbelok kami masuk ke arah lobby drop in Mall yang masih lenggang melihat dari kejauhan komplek Pesanggrahan Ambarrukmo dengan pendopo agung nya, suatu bangunan cagar budaya bersejarah milik keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dimana dulu dipakai untuk pelesiran dan turun tahta Raja Hamengkubuwono Buwono XII, dimana sang raja menyerahkan kekuasaan kerajaan kepada putra mahkota nya saat beliau belum tutup usia, dan hingga wafatnya tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo. Nama Ambarrukmo diambil dari kata Ambar yang berarti wangi dan rukmo yang berarti kemewahan.
Berdempetan langsung dengan Hotel bintang lima Royal Ambarrukmo, Pesanggrahan sang raja tampak wibawa berdiri dinaungi pohon2 besar yang rindang menyejukkan. Sejarah hotel Royal Ambarrukmo sendiri, dibangun tahun 1960 an masa gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono IX , uang dari rampasan perang jaman Jepang, membangun proyek2 mercusuar saat itu termasuk pembangunan Istora Senayan, Sarinah dan Hotel Indonesia di Jakarta.
Berbelok ke Utara di samping timur pagar hotel Royal Ambarrukmo dengan sedikit tercium aroma masakan hotel yang menggugah perut, mulai memasuki pintu masuk sebuah komplek perumahan yang sudah lama tidak ditinggali, dengan semak belukar hutan terbayang saat malam tanpa penerang, teringat film Jumanji yang pertama, saat rumah tinggal pemeran utamanya ditumbuhi tumbuhan liar tidak karuan dengan aneka tumbuhan aneh merusak rumah. Suatu kawasan lama tidak berpenghuni terletak di belakang bangunan megah Mall, Hotel dan Pesanggrahan Raja, menambah keunikan kawasan kampung Nologaten dengan aneka kemewahan yang wangi nya bak semerbak bunga kehidupan duniawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H