Wisata ke pasar tradisional salah dua dari banyak pilihan yang bisa dipilih untuk healing menghilangkan sumbatan2 penat aktivitas rutin harian, terlempar kembali ingatan melewati lorong waktu saat nenek dan ibu mengajak belanja ke pasar tradisional, aroma ikan asin dan becek nya lantai, nikmatnya kue2 jadul dan hangatnya soto ayam pasar, tentengan belanjaan sayur mayur yang berat.
Serasa membisikan dan menggandeng tangan memori, pun saat ini setelah parkir kendaraan di tempat yang luas langsung tercium hembuskan kesibukan pasar, teriakan tukang parkir, celotehan buruh angkut sampai teriakan khas pedagang serba lima ribu, menyatu di pagi2 lagi, sehat2 lagi dan jalan2 lagi, Pasar Imogiri Bantul Kota Jogjakarta.
Pasar Imogiri terletak 15 km ke selatan kota Jogja, keluar Ring Road Giwangan Jogja ke selatan Jl. Imogiri timur arah menuju makam raja2 Mataram. Pasar Imogiri yang sekarang terletak di lokasi baru pindah dari pasar Imogiri yang lama, dibangun dengan lebih moderen tanpa meninggalkan keraifan lokal, pedagang dan pembeli tidak ada sekat dengan transaksi pembelian mengalir seperti sudah saling kenal sebelumnya, dengan ditata per blok dengan pedagang yang dikelompokkan berdasarkan dagangannya menempati satu blok yang sama.Â
Sebenarnya di semua pasar tradisional sama saja dimana pedagang sejenis di satukan dalam satu blok, seperti blok sayuran, blok sandang, blok makanan atau blok perhiasan, hanya untuk pasar Imogiri ini, untuk satu bloknya luas bangunannya mungkin sama dengan satu pasar kecil. Blok sayuran menempati sisi barat timur, menyatu dengan jalan masuk utama pasar, di tengah berdiri blok sandang dengan menjual pakaian, sandal dan teman2 nya, berdampingan dengan blok kelontong, dan ujung tepi mengelilingi pasar terlihat mencolok kumpulan kuliner pengenyang perut, sate kambing salah satu yang pasti ada, karena akan menjadi tabu jika pasar Imogiri yang terletak di jalan Imogiri timur, yang notabene jalanan di Jogja pusat kuliner sate kambing, mungkin ada 30-an warung sate kambing di sepanjang jalan Imogiri timur baik yang baru buka dengan warna cat warung yang masih segar sampai warung sate kambing legendaris yang sering muncul di acara kulineran.
Penghubung antar bangunan blok, ada taman2 kecil dan tempat duduk untuk sekedar istirahat dengan ditemani para pedagang makanan dorongan awalan ci (cilog, cireng, cilor) dan serba makanan anak SD sampai minuman es sepeda kayuh sembari menikmati wira wiri kesibukan orang2 pasar yang tak henti2 nya berputar putar mengelilingi  tiang penunjuk arah, dengan suara sound musik dangdut koplo datang dari arah SPG minuman jus kemasan yang terlihat tendanya dengan warna mencolok menyegarkan.Â
Pasar Imogiri menjadi pasar induk jujugan untuk grosir/kulakan pedagang sayur dari wilayah Panggang Gunung Kidul, selain pembeli dari wilayah Bantul bagian selatan, terlihat dari bagian jalan di dalam pasar tempat bongkar muat barang atau sayuran yang luas, juga masih bisa ditemui sayuran2 dan buah yang "langka" yang tidak bisa di dapat di pasar tradisional lainnya.
Terbaca pasar bersertifikasi SNI (standar nasional Indonesia) disudut tengah blok pasar, ternyata tidak cuma helm saja yang ber SNI ya, tapi tidak kaget juga jika pasar Imogiri ini berlebel SNI, dengan fasilitas lengkap untuk pembeli serta kenyamanan nya dan kemudahan informasi nya, pasti para penilai audit kelayakan SNI mudah meng acc, bukan melebih lebihkan, hanya memang pasar Imogiri sendirilah yang melebih lebihkannya tanpa meninggalkan budaya ke arifan lokal nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H